Kritisi terhadap Tulisan
William Robinson, et.all, 2003.
HANTU NEOLIBERALIME.
Oleh Gede Sandiasa, S.Sos, M.Si
KEGAGALAN NEOLIBERAL DALAM DOMINASI
LEMBAGA TRANSNASIONAL
Dunia global merambah seluruh bangsa dan Negara-negara di dunia dengan sistem
perdagangan internasional. Dunia dikuasai oleh sekelompok elit internasional
termasuk lembaga transnasional IMF dan bank internasional. IMF
cenderung memaksakan kebijakan stabilisasi struktural (structural adjustment) yang mendorong Negara-negara di kawasan
tersebut untuk melakukan liberalisasi ekonomi dan pemotongan belanja Negara
secara subtansial. Strategi ini dikecamkan oleh para pakar dan pembuat
keputusan di Amerika Latin karena dianggap terlalu condong kepada liberalism
dan riskan terhadap gejolak sosial, akibat tingginya pengangguran dan rendahnya
pendapatan (Hadiwinata, 2002: 84).
Hal ini nampak jelas pada tulisan William Robinson, et all (2003), bahwa
model neoliberal diikuti dengan penyesuaian struktural, liberalisasi perdagangan
dan keuangan; deregulasi mengambil peran Negara dan Negara menjadi pelayan kapital
“negara memenuhi semua kebutuhan dan preferensi dari surplus dan defisit di
negara mereka” (Chapra, 2009: 224); privatisasi perusahaan-perusahaan dari
kepemilikan publik kepada swasta. Menurut Murdock,
privatisasi merupakan gerakan multidimensi dengan empat komponen: liberalisai,
denasionalisasi, komersialisasi sektor publik, dan deregulasi. Liberalisasi
adalah gerakan atau kebijakan untuk menerapkan kaidah-kaidah pasar yang
didasarkan pada permintaan dan penawaran, maksimalisasi produksi dan konsumsi,
serta yang terbuka dalam ekonomi suatu negara (Sudibyo, 2004: 10). Dalam posisi terstrukturisasi negara-negara yang mengikuti
neoliberal, justru nampak meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan. Dunia
dikuasasi oleh poliarki dengan dalih demokrasi seperti pengalaman di Guetamala.
Selanjutnya “anak-anak ajaib Chicago” adalah istilah sekelompok orang
lulusan Chicago yang berhasil merubah tatatan ekonomi di Cile. Mereka
mensponsori untuk merampingkan struktur pemerintahan atau melakukan
desentralisasi di Cile, juga meliputi program privatisasi penanganan sosial dan
kesejahteraan, deregulasi dan liberalisasi perdagangan, menghidupkan organisasi
buruh, memperbaiki hukum dan perundang-undangan; serta pengurangan secara
drastis pengeluaran, keuangan dan
pembelanjaan pemerintah. Lalu bagaimana dengan Meksiko dibawah tekanan IMF dan
Bank Dunia menghasilkan penghancuran terus menerus dasar ekonomi dan sosial
Meksiko. Pengetatan kredit, penekanan upah dan pemotongan anggaran sosial,
mengakibatkan kapasitas produksi dalam negeri semakin rendah memperparah
ekonomi mayoritas rakyat, meningkatkan ketergantungan kepada modal asing, impor
dan pasar serta hancurnya para produsen kecil.
Merobek robek susunan ekonomi dan sosial pengalaman Nikaragua, judul ini
mengisyaratkan suatu fase kegagalan ekonomi yang diakibatkan oleh
ketidakmampuan negara mengurus kepentingan bangsa Nikaragua. Tidak jauh dari
tulisan-tulisan sebelumnya, bahwa rencana stabilisasi yang dipromotori IMF
dengan melibatkan kebijakan-kebijakan seperti pemotongan anggaran pemerintah
bagi layanan sosial dan lapangan kerja, serta investasi publik, manajemen
ekonomi asing berdampak pada meningkatnya utang negara, namun disisi lain
rakyat tidak memperoleh manfaat dari penambahan utang negara. Berbeda dengan
pendapat Masahiro Horie tentang regulasi bertujuan untuk “to promote well-ordered social and economic activities for the
development of the society and welfare of the people of the country and global
community” (Horie, 2011). Hal ini berakibat kegagalan ekonomi yang membuat inspirasi para mantan
pasukan tempur, melakukan ekspansi ke wilayah pertanahan masyarakat, akibat
tidak terpenuhinya janji pemerintah, selanjutnya juga terjadi demonstrasi-demonstrasi
dan pemogokan transportasi. Terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan buruh
terutama di daerah pedesaan Kostarika. Indikator-indikator sosial menurun,
peningkatan gejolak masyarakat. Dalam keadaan demikian pemerintahan baru yang
awalnya menentang neoliberal pada saat kampanyenya, terpaksa masuk ke dalam
negosiasi yang sulit dengan Bank Dunia dan IMF.
Program yang ditawarkan adalah swansembada pangan, industri substitusi
impor dan investasi di sektor manufaktur dan dibidang pertanian, juga mengalami
kegagalan.
Estenssoro mendeklarasikan “Bolivia sedang sekarat”, melakukan kebijakan
ekonomi dengan menghapuskan pembatasan import dan eksport, menentukan tingkat
perdagangan tunggal dan flexible, membekukan upah sektor publik, rasionalisasi
perusahaan negara, memperkenalkan kontrak bebas, dan mengijinkan terjadinya
pemecatan. Terbukanya import membuat bank-bank lokal tidak mampu berkompetisi,
dan mengakibatkan kebangkrutan pabrik-pabrik lokal, sektor pertanian lokal
didesak oleh agrobisnis besar dan kebijakan perdagangan hasil pertanian, tidak
berpihak pada petani, disisi lain penjualan koka secara illegal menjanjikan
penghasilan yang besar “membujuk untuk memproduksi obat bius illegal”. Yang
pada akhirnya kesabaran masyarakat terhadap reformasi semakin menipis.
Elsavador memiliki sejarah ekonomi yang tidak jauh berbeda dari cerita
tetangga sebelumnya. FUNDE (Yayasan Pembangunan Nasional) memiliki rekomendasi
dan berbagai terobosan yang juga banyak tidak berhasil di Elsavador.
Rekomendasinya antara lain menghapuskan kontrol harga, meningkatkan tariff air,
listrik dan transfortasi, serta menata ulang sistem perpajakan, privatisasi
bank-bank milik pemerintah dan Perusahaan Negara, reformasi sistem pertanian,
memodernisasi sektor publik melalui desentralisasi, privatisasi dan deregulasi.
Dibagian akhir tulisan yang ditulis berdasarkan hasil wawancara dengan Luis
Igncio “Lula Da Silva” dalam menghadapi neoliberal dan globalisasi ekonomi Lula
menyebutkan Negara harus mempertahankan batas-batas negara, melakukan politik
proteksionisme, selanjutnya untuk mengembangkan Negara Brasilia perlu memodali
sumber daya di sektor publik, reformasi agraria dan pengembalian daya beli kaum
buruh.
Bagaimana dengan Indonesia apakah mengalami dan menerapkan ekonomi Neo-Libral, “Kebijakan SBY-Boediono” apakah benar seorang
Neo-lib seperti yang dikemukakan lawan-lawan politik mereka. Sejak jaman kepemerintahan
Soeharto Negara sudah dikuasai oleh kekuatan oligarki yang dikuasai oleh
kelompok yang dekat dengan istana, terjadi kegagalan pengaturan Negara, dimana
Negara banyak terlilit hutang, dan perusahaan swasta dan bank-bank tidak mampu membayar utang,
pemerintah menangani utang Negara. Pendeknya koalisi-koalisi
oligarki yang begitu kokoh: suatu bentuk kapitalisme raja rampok yang tidak
dibatasi hukum. Ekonomi pasar secara terus menerus diganggu oleh para
pejabat-pejabat predatoris dan koalisi-koalisi pemburu rente yang eksistennya
tergantung pada operasi potong kompas mereka yang begitu bebas (baca Hadiz,
2005).
Internalisasi kekuasaan
neo-liberal istilah yang dikemukakan Sunny Yon (Yon 2009: 207), menjadikan
aliran neoliberal dalam seluruh sendi kehidupan menjadi pavorit bagi penguasa
negara, agar dapat mencapai dan menyelenggarakan pemerintahan dengan mudah dari
sisi investasi. Demikian juga pada jaman Megawati Privatisasi BMUN, yang
berakibat lepasnya Indosat dan beberapa BMUN lain kepada Pihak Swasta, yang
belakangan ini Indosat justru menjadi booming dalam mencapai keuntungan. Saat
ini kebijakan privatisasi berlangsung terus dibidang tambang emas Jaya Pura, PT
Newmon, Timah dan Tembaga di Banka Belitung dan beberapa tambang lainnya,
perkebunan inti rakyat seperti kelapa sawit. Banyak menghadirkan persoalan
komplik, kerusakan lingkungan, ketimpangan social dan rusaknya infrastruktur
maupun kultur masyarakat akibat dari kehadiran dan kecepatan pengaruh
kapitalisme melalui teknologi dan inforasi. Keadaan ini juga merambah sektor
publik seperti pelayanan kesehatan, bahkan dunia pendidikan yang telah mengacu
standar SBI, bukannya menghasilkan keceradasan dan berpengaruh pada pilihan
publik masyarakat, tetapi terjadi bisnis yang membuat dunia kesehatan dan
pendidikan menjadi mahal.
Pergeseran angka
ketergantungan pada bantuan asing dalam mengembangkan daerah, seperti Daerah
Bali beberapa persoalan baik lingkungan, pariwisata dan ekonomi global merambah
dan mempengaruhi kultur masyarakat Bali. Uang yang melimpah datang ke Bali baik
dari kunjungan pariwisata dan bantuan maupun pinjaman luar negeri sebagian
besar kembali kepada kantong pihak asing. Mengingat usaha dan pinjaman, tenaga
kerja professional untuk memfasilitasi keuangan asing banyak diisi oleh orang
asing. Kehidupan petani Bali terdesak oleh pariwisata, keterbatasan air untuk
pertanian, ketimpangan pendapatan petani dengan sektor industri sangat tinggi
yang berakibat generasi muda petani tidak mau lagi menjadi petani.
Dari sejumlah tulisan
yang dirangkum dan komparasi peberlakuan liberalisasi ekonomi di Indonesia
maka dapat di simpulkan tentang dua hal,
yaitu program yang dihadirkan oleh kelompok neo-liberal dan kegagalan dari
pelaksanaan neo-liberal, seperti dibawah ini. Barangkali para pemimpin negara
menghadirkan kapitalisme dengan maksud memformulasi kebijakan-kebijakan
penganganan terhadap pengangguran dan system kesejahteraan social, peningkatan
efisiensi ekonomi, peningkatan daya saing yang pada akhirnya bermuara pada
penyelenggaraan barang publik dan pelayanan, seperti terungkap pendapat berikut
ini :
formulating policies to ensure
full employment and an inclusive social welfare system, governments are now
focused on enhancing economic efficiency and international competitiveness. One
consequence is the ‘rolling back’ of welfare state activities, and a new
emphasis on market provisioning of formerly ‘public’ goods and services (
Goede, 2006: 201).
Program neo-liberal
yang disampaikan Robinson adalah penyesuaian struktur yang dilakukan adalah 1)
liberalisasi perdagangan dan keuangan; 2) deregulasi dengan mengambil peran
Negara dan Negara menjadi pelayan capital; 3) privatisasi perusahaan dan bank
dari kepemilikan publik ke sektor swasta; 4) perbaikan hukum dan
perundang-udangan; 5) penekanan upah dan
pemotongan anggaran baik anggaran publik yang notabene tidak menghasilkan keuntungan;
6) rasionalisasi perusahaan Negara dangan sistem kontrak; 7) menghapuskan
pembatasan impor dan eksport; dan 8)
menghapus pengawasan harga; meningkatkan tariff listrik, air dan transportasi.
Pada awal penerapan
liberalisasi ini, terjadi pengalihan investasi asing “capitalism” ke dalam negeri
dapat menciptakan kesejahteraan dan pengurangan pengangguran, dan meningkatkan
devisa maupun tabungan Negara “ini berlaku pada konsep para pendukung
liberalisasi” “that capital in active
production” (Marx, 1999), “Amat besar kontras antara
klaim-klaim pendukung pasar bebas, yang memprediksi munculnya kekuatan yang
akan mencatatkan rekor kemakmuran dan peningkatan nyata kemiskinan yang belum
pernah terjadi, bahkan sebaliknya kemiskinan di Negara-negara bekas blok Soviet
dari 1987 sampai tahun 2001 meningkat 10
kali lipat (Stiglitz, 2006: 94-95). Disisi lain sebenarnya
dalam hal privatisasi negara berperan sebagai pengatur dan memiliki berbagai
macam tugas mengatur dalam kepentingan privatisasi (Ozcan, 2011). Tetapi karena
ketidak professionalan para penyelenggara Negara dan bisnis, berakibat tidak
mampunya Negara melakukan kontrol terhadap perkembangan dan dampak investasi
asing bagi masyarakat pribumi menghasilkan dampak yang menyedihkan dan dalam
jangka waktu yang lama. Demikian juga disampaikan dalam buku Sjahrir “Sementara
lembaga-lembaga yang dirancang untuk mempercepat pemulihan ekonomi tidak mampu
bekerja secara professional, transfaran dan imparsial, nepotisme dan korupsi
tumbuh subur” (Sjahrir, 2002: 3).
Dampak
buruk yang ditimbulkan dari gagalnya neoliberal Negara di Amerika Tengah dan Indonesia sebagai
berikut: Pertama, meningkatnya jumlah
kemiskinan dan kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin; antara
pendapatan buruh perkotaan dengan pedesaan “liberalisasi pasar
(mata uang dan komoditas, privatisasi, pemotongan anggaran sosial (demi
pembayaran utang dalam dan luar negeri) adalah bentuk kebijakan yang melemahkan
landasan ekonomi nasional. Semakin waktu bergerak semakin terlihat terasa
kehancuran (Octavianus , 2005:41). Kedua,
memperparah ekonomi masyarakat banyak, sektor
industri kecil dan petani menjadi terdesak, tidak memiliki kemampuan daya beli,
padahal disektor inilah sebagian besar masyarakat bergantung. Ketiga, peningkatan
angka ketergantungan terhadap keuangan asing; import dan pasar; hal ini dukung
tulisan M
Dawam Raharjo, “secara struktural karena eksistensi Negara menjadi tergantung
pada kontinuitas kinerja system kapitalisme (Raharjo, 2011: 53). Keempat,
ketidak merataan lapangan kerja antara perkotaan dan pedesaan.
Kelima,
pemutusan
kerja akibat industri kecil dan pertanian masyarakat mengalami kebangkrutan,
dimana diketahui sektor industri kapitalis hanya menggunakan tenaga tertentu
sehingga masyarakat kebanyakan tidak terserap. Keenam, sektor pertanian sebagai basis penduduk terabaikan, tidak
adanya subsidi yang memadai; daya jual produk rendah; fasilitas kredit tanpa
agunan tidak ada dan biaya produksi meningkat. Ketujuh, pengorbanan kaum
perempuan yang harus bekerja di sektor informal dan industri manufaktur dan
eksport seperti kasus di Bolivia dan Elsavador, hal ini
sangat berbeda dengan pendapat tulisan Machetti “places women ideologically in a position to fit in with the dictates of
a neoliberal economy (Marchetti, 2009: 137). Kedelapan, menciptakan kerusakan lingkungan “growing inequality both within and across nations, and a deepening
environmental crisis” (Kapur, 2009,
91); suplai air berkurang; air teracuni terjadi di
Indonesia, Kostarika, Elsavador. Kesembilan,
perubahan penguasaan tanah dari
petani kepada pengelola pertanian besar atau industry dan pada akhirnya kesepuluh, dapat menimbulkan
ketidakpercayaan publik pada pemerintah seperti terjadi pelengseran rezim
Soeharto tahun 1998; gelombang demontrasi; pemogokan transfortasi dan
penyerobotan tanah Negara.
Kesimpulannya
pendekatan pasar lebih banyak melibatkan lembaga transnasional dan
kelompok-kelompok kepentingan yang mumpuni dan terlibat di dalamnya. Pasar
lebih berorientasi pada keuntungan, dengan menerapkan mekanisme pasar “sisi
penawaran dan permintaan”. Kalau dipahami oleh penyelanggara dan masyarakat
bahwa ekonomi pasar akan berjalan seimbang apabila antara penjual dan pembeli
terjadi kesepakatan, artinya telah pasar telah menemukan kualitas yang sama
antara barang yang dijual dengan uang dimiliki pembeli. Mekanisme pengaturan
pasar dalam negeri semestinya diarahkan pada kualitas komodity an sumberdaya
yang ditawarkan, bila tidak berkualitas maka dibayar dengan murah, atau dalam
pasar global akan kalah bersaing. Kualitas dalam hal ini menurut penulis adalah
kualitas penyelenggara negara dan SDM seluruh komponen bangsa sehingga
menciptakan dan memiliki posisi tawar dalam perdagangan dunia, mampu memberi
proteksi terhadap produk dalam negeri, serta meningkatkan mutu produk dalam
negeri. Memiliki kualitas peraturan dan perlindungan hokum terhadap semua aspek
dalam negeri, menciptakan daya saing dan berekspansi ke dunia lintas batas
negara. Apabila kondisi ini tidak dimiliki, betapapun negara ini memiliki
sumberdaya alam akan menjadi peluang bagi kaum pendukung liberalism menikmati
keuntungan dan menyisakan kesengsaraan bagi negara pribumi yang terlibat.
Daftar
Bacaan
Chapra,
Umer. 2009. Masa Depan Ilmu Ekonomi:
Sebuah Tinjauan Islam. Gema Insani Press dengan Tazkia Cendikia.Kalibata,
Jakarta
Goede, Marieke De,
2006. International Political Economy and
PostStructural Politics. Palgrave, Macmillan
Hadiwinata,
2002. Politik Bisnis Internasional. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
Horie, Masahiro, 2011. Management and Reform of Regulatory Administration in Japan. 2011
IIAS Lausanne
Kapur, Jyotsna & Sunny Yoon,
2009. “Gender, Neoliberalism and Contemporary Asian Cinemas”. In Visual Anthropology, 22: 91–94, 2009.
RoutledgeTaylor & Francis group
Karl Marx's, 1999. Das Capital Vol. III The Process Of
Capitalist Production as a Whole. International
Publishers
Marchetti, Gina, 2009. “Gender Politics and Neoliberalism in
China: Ann Hui’s The Postmodern Life of My Aunt”. in Visual Anthropology, 22: 123–140, 2009. RoutledgeTaylor &
Francis group
Octavianus,
Dominggus, 2005. “Melepas Perbedaan, Menemukan Persatuan Rakyat Pekerja Dalam
Ancaman Krisis : Analisis Kelas terhadap Dinamika Perjuangan Kelas Buruh dan
Rakyat Pekerja” dalam Jurnal Analisis
Sosial Vol 10 No. 2 Oktober 2005
Ozcan, Elvin Evrim, 2011. New
Trajectories To The Rising Need Of Regulatory Regime “Conflict Of Regulatory
Competences: Case Of Turkey”. 2011 International Congress of IIAS
Raharja, M. Dawam, 2011. Ekonomi
Neo-Klasik dan Sosialisme Religius.Mizan Publika, Jakarta
Robinson et all, 2001. Hantu
Neoliberal. Terjemahan Irvan, Uung & Ken Budha Kusumandaru. C.Books,
Jakarta.
Sjahrir, 2002. Membangun
Indonesi Baru. PIB, Jakarta
Stiglitz,
Joseph E, 2006. Making Globalization Work: Menyiasati
Globalisasi Menuju Dunia yang Lebih Adil. PT Mizan Pustaka, Bandung.
Sudibyo,
Agus. 2004. Ekonomi Politik Media
Penyiaran. LKiS, Yogyakarta.
Yoon, Sunny, 2009. “The
Neoliberal World Order and Patriarchal Power: A Discursive Study of Korean
Cinema and International Co-production”. In Visual Anthropology, 22: 200–210,
2009. RoutledgeTaylor & Francis group.
RESUME
HANTU
NEOLIBERALIME
William
I Robinson, et. al.,2003
I
Neoliberalisme,
Elit Global, dan Transisi Guatemala:
Sebuah
Analisis Kritis Makrostruktural
(William
I. Robinson)
Kapitalisme Global Agenda Transisi Elite
Globalisasi
melahirkan proses dari kapitalisme dari Negara dan Bangsa, dunia saling terkait
dalam sistem sosial melalui harus perdagangan dan keuangan yang terintergasi
dalam pasar Internasional. Dalam ekonomi global
bangsa-bangsa telah terintegrasi secara organik dalam globalisasi
produksi dan distribusi itu sendiri bersamaan dengan bersatunya keseluruhan
kompleksitas politik, hukum, dan budaya.
Perusahaan-perusahaan
transnasional yang menguasai dan
mengatur sumber ekonomi dunia dan kesejahteraan umat manusia, serta lembaga
keuangan international seperti IMF dan Bank Dunia mendorong terselenggaranya
kondisi untuk mewujudkan akumulasi modal secara global. Pembagian negara, forum
nasional dan forum ekonomi dunia membangun strategi untuk mempertahankan dan
memproduksi sistem serta mengawasi keseluruhan operasi memberikan ruang untuk
terwujudnya modal secara global.
Elit yang
terdiri dari agen ekonomi global mengendalikan sistem pembuatan keputusan dan
secara cepat memonopoli kekuasaan masyarakat global. Elit ini terdiri dari para
pemilik dan manajemen perusahaan transnasional, birokrat, kelompok teknokrat,
negara-negara di Utara dan Selatan dan forum antar bangsa lainnya. Globalisasi
mengubah keseimbangan kekuatan antara berbagai kelas dan kelompok sosial, bahkan
ada yang menjelma menjadi wakil elite transnasional. Seiiring masuknya
kepentingan tersebut respon terhadap ekonomi global meningkat.
Elite
global memburu semua wilayah di dunia yang merupakan agenda lintas bangsa yang
melibatkan secara serempak komponen ekonomi dan politik. Komponen ekonominya
adalah neoliberalisme. Dalam model neoliberalisme diikuti oleh penyesuaian
struktural yang meliputi :
a.
Liberalisasi perdagangan dan
keuangan, yang membuka ekonomi pada pasar dunia;
b.
Deregulasi, yang mengalihkan
negara dari peran penentu kebijakan (tapi bukan dari aktivitasnya sebagai
pelayan kapital)
c.
Privatisasi
perusahaan-perusahaan yang sebelum dimiliki publik yang bisa menghalangi
terjadinya akumulasi modal, tentu dengan syarat jika kondisinya lebih
menguntungkan bila diprivatisasi.
Ironisnya
restrukturisasi neoliberal meningkatkan angka kemiskinan dan kesenjangan di
seluruh negara yang melakukan penyesuaian struktural, seiring dengan kembalinya
arus distribusi kekayaan ke atas menajuh dari pasar lokal tersedot oleh ekonomi
globa. Proyek politik mereka adalah mempromosikan demokrasi, atau sebenarnya
lebih tepat disebut poliarki. Sebuah sistem yang merujuk pada adanya
sekelompok kecil yang benar-benar memiliki kekuasaan dan terlihat langsung
dalam pembuatan kebijakan, sembari hanya memberi kesempatan kelompok mayoritas
memilih mereka yang bersaing dalam sistem pemilihan umum yang diawasi secara
ketat. Melalui kompromi dan akomodasi elite lokal dan kelompok mayoritas,
poliarki jauh lebih siap hidup dalam lingkungan global serta bisa menjadi
legitimasi kekuatan politik untuk mencapai stabilitas politik yang sangat
diperlukan bagi berjalannya kapitalisme global. Sistem ini tidak mampu
mengelola interaksi sosial yang semakin membentang luas melalui ekonomi global.
Proses Transnasional di Amerika Tengah
Hal yang
paling mendasar dari dinamika makrostruktural yang terjadi terjadi didalam
sebuah bangsa atau kawasan selama beberapa decade ini adalah bertautnya
Negara-negara ke dalam masyarakat global. Integrasi ini mengakibatkan gugurnya sistem
ekonomi, politik dan sosial nasional bersamaan dengan gugurnya tatanan
Negara-bangsa praglobal sebagai konskwensi meningkatnya arus global. Klas-klas
praglobal seperti ekonomi pertanian dan tukang cenderung lenyap, kekuatan
neolibral dan poliarki melakukan hegemoni terhadap elit-elit lokal dibawah
arahan elit transnasional. Sebuah budaya global yang hiper individual
persaingan, konsumerisme telah menenggelamkan ideologi pembangunan nasional.
Negara-negara
America Tengah telah mengalami transformasi, perubahan fungsional struktur
nasional disesuaikan dengan tuntutan struktur global. Lima negara America
Tengah secara gradual telah bergerak membentuk integrasi supranasional.
Integrasi ini dapat bersifat politik, seperti terbentuknya berbagai forum baik formal
maupun informal, untuk disebutkan di antaranya adalah Sistem de Integration
Centro America (SICA), The central America Parliament, juga berbagai bentuk
pertemuan tingkat tinggi maupun tingkat
menteri. Integrasi bersifat kerjasama ekonomi termasuk zona baru perdagangan
bebas yang berbasiskan penyatuan zona baru perdagangan bebas yang berbasiskan
penyatuan North America Free Trade Agreement (NAFTA) maupun ekonomi global
secara umum. Tujuannya untuk mewujudkan satu America Tengah sebagai medan bagi
berjalannya arus modal lintas negara yang tanpa batas.
Memeriksa Ulang Konflik di America Tengah
Tahun 1960
sampai dengan 1990-an penciptaan tuan-tuan tanah dan juragan pertanian
berorientasi eskpor adalah model untuk mempertahankan dan memproduksi cara lama
akumulasi modal kekuasaan melalui pemberian seperangkat hak-hak khusus dalam
hubungan sosial gaya sistem politik otoriter.
Konflik
kawasan 1970 dan 1980 terjadi, konflik ini bersifat bipolar antara kekuatan
oligarkis melawan gerakan revolusi massa. Konflik ini adalah efek
transformative dinamika global pada
kekuatan-kekuatan sosial yang ada. Kekuatan “Kanan Baru” secara bertahap
mendapatkan dukungannya dan bertengger sebagai kekuatan transnasional lokal.
Oknum transnasional datang dari dalam tubuh bangsa sendiri, dari sebuah
jaringan keluarga sendiri. Mereka semata-mata ingin mengubah kawasan menjadi
ekonomi dengan platform eksport. Ini
memindahkan ekonomi dari hubungan yang bersifat oligarkis menuju sebuah
hubungan yang kapitalis modern. Revolusi berhasil meruntuhkan hegemoni
tuan-tuan tanah, industrialis-industrialis kaya dan perusahaan-perusahaan
keuangan yang memicu terbentuknya CACM. Namun gerakan sosial ini gagal
menstabilkan gerakan radikal. Hal ini disebabkan oleh: (1) intervensi besar-besaran
di America Serikat; (2) konflik dan kelemahan di dalam tubuh gerakan sosialis
itu sendiri dalam konteks memproyeksikan tatanan dunia baru; dan (3) perubahan
komposisi pada kelas-kelas yang mendominasi, artikulasi sosio ekonomi mereka
sekaligus proyeksi ideology politiknya.
Synopsis Perubahan di Tiap-tiap Negara
Di
Nikaragua, transnasional mendorong negara ini dalam kancah ekonomi global
bahkan lebih jauh lagi strukturisasi neoliberalisme. Di Elsavador, kelompok
dominan membangun hegemoni atas elit-elit sekaligus menguasai jalannya transisi
secara keseluruhan dan melicinkan transformasi neoliberal sejak tahun 1988.
Di
Honduras, agenda pembaruan neoliberalisme menguat ketika partai liberal
bergabung dalam pemerintahan. Di Kosta Rika, embrio inti transnasional terus
mencuat seiring dengan kedudukan struktural dan kontrol mereka dalam partai dan
negara. Di Guatemala, gerakan kontra pemberontakan menghentikan semua gerakan
pembaharuan; globalisasi dan prospek
demokratisasi di Guatemala. Elite Guatemala menginginkan keamanan kawasan
America Latin sebagai kawasan
kapitalisme global. Demokrasi yang autentik di Guatemala dan America Tengah,
menuntut pelibatan mayoritas rakyat dalam organ-organ pembuatan keputusan vital
yang akan menentukan kehidupan mereka. Demokratisasi politik harus
menghasilkan outcome yang mencerminkan kepentingan mayoritas sebagai landasan
konstruksi demokratisasi sistem sosio ekonomi, dan redistribusi kekuasaan
politik besar-besaran. Di Guatemala kekuatan politik berasal dari kekuasaan ekonomi,
sementara kekuasaan ekonomi bersumber dari kontrol atas sumberdaya,
kesejahteraan dan budaya masyarakat.
Catatan Penutup:
globalisasi dan Prospek Demokrasi di Guetamala
Neoliberal adalah sebuah
model yang selalu menghalangi berbagai kebijakan reformasi agraria dan
retribusi, dengan harapan bisa memperbaiki keadaan sosial. Akan tetapi model
akumulasi modal ini tampaknya menghasilkan keadaan yang sama sekali masyarakat
tidak terhubung dengan
kebijakan-kebijakan nasional, pengembangan program ekonomi tidak mampu
membangkitkan ekonomi masyarakat lokal, menunjukkan keadaan ketidakstabilan
inheren, polarisasi kaya dan miskin semakin meluas. Kekuatan politik, berasal
dari keuasaan ekonomi, sementara kekuasaan ekonomi bersumber dari kontrol atas
sumberdaya, kesejahteraan dan budaya masyarakat.
II.
The
Chicago Boys dan “Keajaiban Ekonomi” Cile
Steve
Kangas
Antara
tahun 1973 hingga 1989, tim dari pemerintah yang terdiri dari para pakar
ekonomi yang telah terlatih pada Universitas Chicago, berusaha merampingkan
struktur pemerintahan atau melakukan desentralisasi di Cile semanusiawi
mungkin. Rencananya meliputi privatisasi program sosial dan kesejahteraan,
deregulasi pasar, liberalisasi perdagangan, menjalankan kembali organisasi
buruh, dan memperbaharuhi hukum dan perundang-undangan, mereka melakukan ini
tanpa kehadiran institusi kanan jauh “demokrasi”. Akibatnya Ekonomi Cile
mengalami keterpurukan dan tidak stabil, terjadi kesenjangan pendapatan antara
penghasilan kaum buruh dan pendapatan kelompok kaya, melesat tinggi akibat
ketiadaan regulasi pasar dan Cilipun menjadi Negara yang terolusi di Amerika
Latin. Ketiadaan demokrasi membuat Negara ini menjadi Negara yang sarat dengan
catatan penindasan kelompok oposisi dan organisasi buruh, serta meluasnya terror
dan pelanggaran hak asasi manusia.
Sejarah Cile dan “Anak-anak Chicago”
Cile adalah
Negara tempat revolusi dan ajang exsperimen dari tahun 1960-1970, Presiden
Eduardo Frei memimpin sebuah “revolusi pembebasan”. Dari tahun 1970-1973,
Salvadore Allende mencanangkan “jalan Cile menuju sosialis”. Dari tahun 1973
hingga 1989, Jenderal Augusto Pinochet dan rezim militer menjalankan “revolusi
sunyi” (pelaksanaan pasar bebas dijalankan secara diam-diam dengan harapan
terjadi sebuah perubahan sosial yang drastis). Baru setelah tahun 1990-an Cile
kembali pada demokrasi, yang tentunya akan lama proses untuk mencapai
kesembuhan.
Masa
pemerintahann Frei 1964 berusaha melakukan nasonalisasi atas tambang-tambang
tambang tembaga, dan pada masa Allende melanjutkan nasionalisasi secara
demokratis dalam kerangka pemahaman barat. Bank-bank di nasionalisasi
berbarengan dengan land redistribution,
aksi ini ditentang oleh kalangan pengusaha dan kelompok sayap kanan, sampai
terjadi pembrontakan yang dilakukan oleh Pinochet, pemerintahan baru serta
merta memulai privatisasi perusahaan-perusahaan, namun sebenarnya Pinochet
tidak memiliki rancangan ekonomi, inflasi meningkat dan terjadi krisis ekonomi.
Dalam keadaan kritis muncul para pakar ekonomi yang di kenal dengan sebutan “anak-anak
Chicago” yang terdiri dari 30 orang lulusan Chicago dan menguasai hamper
seluruh perencanaan ekonomi Cile yang sepenuhnya menganut “pasar bebas”.
Tahun 1975,
hasil seminar “penyembuhan dengan goncangan” menghasilkan proposal rencana
pengurangan secara drastis pengeluaran uang dan pembelanjaan pemerintah,
swastanisasi jasa-jasa pelayanan publik, deregulasi pasar secara besar-besaran,
serta liberalisasi perdagangan internasional. Keterlibatan lembaga
supranational macam lembaga IMF, bank dunia turut bermain menciptakan utang,
kerusakan, ketidakmerataan, dan eksploitasi yang dilakukan atas nama
“pembangunan neoliberal”. Fase pertama, mengurangi suplai uang dan belanja
Negara; selanjutnya meruntuhkan
lawan-lawan politik yang potensial dan rekayasa ekonomi. Pada pertengahan 1976,
ekonomi mulai membaik dan mulai 1978 hingga 1981 Cile mencapai apa yang disebut
“anak-anak Chicago” sebagai “Keajaiban ekonomi”. Anak-anak Chicago menarik
hampir semua peraturan yang membatasi penanaman modal asing, menciptakan paket-paket
jaminan yang hampir tidak ada batasnya bagi pemodal asing dan perlakuan yang
luar biasa permisif. “semakin dalam resesi semakin landau pula pemulihannya”,
pemulihan akan membawa ekonomi pada keadaan semula “ini dikenal sebagai jaman “great depression”, hasilnya pada tahun
1980-1982 Amerika mengalami krisis.
Pertumbuhan luar biasa ketika masa “Reagen Years”, ada dua konsep
untuk memahami gejala ini, pertama, ekonomi
tumbuh dalam waktu cukup lama, seiring dengan bertambahnya penduduk dan semakin
meningkatnya produktivitas buruh setiap jam sebagai berkah kemajuan teknologi
dan efisiensi. Kedua, perbedaan nyata
antara pengertian produktivitas nyata dan potensial produktivitas. Peran
anak-anak Chicago kembali mengalami kegagalan, utang-utang makin banyak,
perusahaan mengalami kebangkrutan, tekanan IMF memaksa Cile membayarkan 3 %
dari GNPnya setiap tahun. Satu hal yang menarik adalah ketika ekonomi mengalami
booming, perusahaan-perusahaan yang menguntungkan diprivatisasi. Tapi saat
mengalami kebangkrutan, uang jaminan yang harus dibayarkan justru dibebankan
pada masyarakat.
Menyusutnya Nilai Buruh
Rentannya ekonomi dan lambannya angka pertumbuhan menjadi warisan
“anak-anak Chicago”, selanjutnya standar kehidupan para pekerja menjadi hancur,
upah mereka mengalami penurunan terus-menerus. Di tahun 1989 bahkan lebih buruk
dari tahun 1970, kontribusi buruh bagi pemasukan Negara menurun dari 53, 3
persen menjadi 30, 7 persen. Kesenjangan antara kaya dan miskin semakin meluas,
kelompok anak-anak Chicago melakukan deregulasi pasar, oligopoly merajalela
hampir di semua sektor ekonomi, pengangguran meningkat dan bursa kerja
mengikuti hukum pasar “supply and demand”,
yang berdampak pada rendahnya upah buruh, menyesuaikan dengan penawaran dan
permintaan.
Kejahatan Kemanusiaan Rezim Pinochet
Peran Pinochet adalah menekan kelompok oposisi, dengan melarang
partai-partai politik dan membekukan organisasi-organisasi buruh, dan
menangkapi para pembangkang. Terjadi pelanggaran hak hasasi secara
besar-besaran, memenjarakan, menyiksa, pembunuhan atau menyebabkan orang hilang
ini dilakukan antara 1984-1989. Lalu kemudian Pinochet merubah strateginya yang
tidak lazim dilakukan oleh Negara dictator lainnya. Memberikan kebebasan
anak-anak Chicago kuasa penuh terhadap perekonomian dan secara mengejutkan
mengembalikan kebebasan politik warganya, melegalkan kembali berdirinya
organisasi-organisasi buruh dan partai politik, meskipun tetap dalam kontrol
pemerintah. Pengalaman Cile menurut Milton friedman menyebutkan: dorongan untuk
membuka kebebasan politik telah menggerakkan kebebasan ekonomi dan mampu
menghasilkan sukses ekonomi yang akhirnya membuka jalan bagi sebuah referendum
demokrasi politik, dimana setelah mengalami masa yang melelahkan Cile memiliki
tiga hal penting: kebebasan politik, kemerdekaan kemanusiaan dan kebebasan
ekonomi.
Deregulasi dan Polusi
Cile adalah sebuah Negara dengan 15 juta penduduk, tapi 5 juta
diantaranya hidup di Santiago. Pasar bebas yang diterapkan di Cile berakibat
pula pada langkanya undang-undang antipolusi, baik untuk industri maupun sarana
transfortasi, akibatnya Santiago menjadi kota terpolusi, tahun 1992 menjadi
kota kelima di dunia dalam pencemaran udara, dengan tingkat pencemaran 3-4 kali
diatas ambang batas yang ditentukan oleh WHO, sampai pada keluarnya peringatan
PT ilmu Fisika, agar pemerintah menetapkan status pragawat darurat dan gawat
darurat, dengan melarang lalu lalang kendaraan di jalan raya, mengurangi
penggunaan sat fisika dan meredam aktivitas industri. Namun sampai saat ini
pemerintah Cile belum menunjukkan perhatiannya pada polusi ini.
Privatisasi Dana Pensiun Cile
Satu lagi keajaiban ekonomi Cile adalah swastanisasi sistem program keamanan sosial yang mana Ekonom Jose
Pinera sebagai pendorong swastanisasi ini, salah satu pejabat Menteri Tenaga
Kerja jaman Pinochet. Menurut penulis Jurnalis Fred Solowery menulis bahwa di
setiap ceramah dan tulisan Pinera model pension Cile mampu menyediakan
segalanya secara berimbang: dana pension lebih tinggi 40-5 % dari jaminan
keamanan sosial, dan perlindungan bagi lanjut usia, adalah sebuah bukti bahwa
sektor swasta jauh lebih efisien dari sektor publik.
III
Penyesuaian
Struktural Di Meksiko : Akar Krisis
Carlos
Heredia & Mary Purcell
Krisis
ekonomi dan sosial yang menimpa Meksiko sekarang ini dimulai 13 tahun lalu ketika pemerintah Meksiko, yang
dihadapkan pada utang luar negeri yang sangat besar, melaksanakan satu paket tindakan-tindakan
penyesuaian struktural yang dipromosikan Bank Dunia dan IMF.
Kebijakan-kebijakan tersebut bertujuan mengontrol inflasi dan membangkitkan
perdagangan luar negeri dalam membantu membayar
utang, telah menghasilkan bertambahnya pengangguran, kemiskinan, dan
polarisasi ekonomi. Penghancuran terus-menerus terhadap dasar ekonomi dan
sosial Meksiko – khususnya para produsen kecil desa dan kota mengalami keruntuhan
ekonomi Desember 1994.
Pengetatan kredit, penekanan upah,
pemotongan di dalam anggaran sosial. Dan liberalisasi perdagangan dan pasar
finansial, telah menyebabkan kapasitas produktif dalam negeri semakin rendah,
memperparah ekonomi mayoritas rakyat Meksiko, meningkatkan ketergantungan
kepada modal asing, impor, dan pasar. Ketegangan sosial dan politik pun tak
terhindari, seperti yang termanifestasi secara sangat dramatis di dalam krisis
Chiapas, sehingga negeri tersebut terancam disintegrasi karena kemerosotan
ekonominya.
Akibat yang Melumpuhkan dari Penyesuaian Struktural di Meksiko
Akibat depresi ekonomi pemerintah
meksiko melaksanakan kebijakan penyesuaian struktural yang disarankan Bank
dunia dan IMF, seperti pengurangan anggaran publik (termasuk layanan-layanan sosial);
penghapusan subsidi; reformasi pajak; pembatasan kredit; privatisasi
perusahan-perusahan negara; liberalisasi perdagangan; devaluasi; menyingkirkan
hambatan-hambatan bagi investasi asing dan upah yang kompetitif. Privatisasi
dan deregulasi telah menyebabkan terjadinya konsentrasi pendapatan dan kemakmuran
yang tajam, suatu kecenderungan yang berlawanan dengan sangat pentingnya
penciptaan pasar domestik yang kuat sebagai faktor di dalam menjamin
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Apa yang para pakar sebut sebagai suatu
proses “menetes ke atas” adalah di Meksiko, suatu transfer besar-besaran (massif) sumber daya dari populasi
upahan kepada para pemilik modal, dan kontrol publik kepada segelintir
tangan-tangan swasta. Berikut ini disampaikan contoh-contoh buruk dari
pelaksanaan program Penyesuaian Struktural.
a.
Kesehatan dan Gizi; Salah satu dari
kebijakan-kebijakan Penyesuaian Struktural yang pertama kali dilaksanakan
adalah pemotongan anggaran publik secara drastis. Pada umumnya, Penyesuaian
Struktural menyarankan pemotongan “hal-hal yang tidak produktif” atau terutama
anggaran sosial sehingga tidak mempengaruhi pemasukan. Bank dunia berargumen
bahwa perlu untuk mencari sumber dana alternative, termasuk kemungkinan
memprivatisasi kegiatan-kegiatan sektor kesehatan seperti layanan pengobatan.
Rakyat miskin sangat bergantung pada layanan-layanan ini terpukul keras oleh
pemotongan-pemotongan tersebut, karena tidak punya anggaran untuk berobat.
b.
Hancurnya Para Produsen
Kecil; ketika program liberalisasi
perdagangan dan kebijakan pembatasan kredit diluncurkan, banyak
industri-industri kecil dan para produsen pertanian menderita kebangkrutan
karena tidak siap terhadap penghapusan hambatan-hambatan perdagangan. Mereka
tak mampu bersaing dengan produk impor yang murah. Situasi ini telah
membangkitkan praktik monopoli di dalam ekonomi Meksiko, merambah ke
usaha-usaha berskala kecil dan menengah. Lebih dari sepertiga dari usaha-usaha
berskala kecil dan menengah tersebut gulung tikar karena krisis.
c.
Pengangguran ; Meksiko merupakan kasus langka di mana ekonomi ditandai dengan
suatu hubungan terbalik antara investasi dengan lapangan kerja. Sementara
investasi meningkat sembilan persen dari tahun 1992 sampai 1994, penciptaan
lapangan pekerjaan yang baru justru menurun. Kemudian, setiap hari sejak bulan
Januari 1995 rata-rata 7,993 orang kehilangan pekerjaan. Pemerintah hanya
mengukur dari pengangguran di kota, sementara problem yang terbesar justru di
daerah-daerah pedesaan.
d.
Penurunan Upah; Meksiko menyaksikan suatu penurunan upah riil yang tajam dan terus
berlanjut selama tahun 80-an. Penurunan
tajam itu diikuti dengan PHK massal dan tingginya tingkat pengangguran. Sampai
pertengahan tahun 1994, upah minimum di Meksiko sama dengan US$4,42 per hari.
Angka-angka resmi dari pemerintah menunjukkan, upah minimum telah kehilangan 53
persen daya belinya antara tahun 1982 sampai tahun 1988, 28 persen dari tahun 1988 sampai tahun
1994, dan 13 persen selama empat bulan
pertama tahun 1995.
e.
Meningkatnya Kemiskinan;
Bank Dunia
memperkirakan jumlah penduduk Meksiko yang hidup di dalam kemiskinan meningkat
rata-rata 660 ribu tiap tahun, selama 15 tahun terakhir. Lembaga Populasi PBB
(United Nations Population Fund) mengatakan, jumlah penduduk yang hidup di
dalam kemiskinan meningkat sampai 1,2 juta setiap tahunnya. Menurut suatu
komisi studi yang dibentuk oleh agen antikemiskinan primernya pemerintah,
Pronasol, sekitar setengah rakyat Meksiko hidup di dalam kemiskinan (42 juta)
dan 18 juta hidup di dalam kemiskinan yang ekstrem.
f.
Distribusi Pendapatan
yang Timpang; dalam dekade terakhir, kesenjangan
antara kaya dan miskin telah melebar. Orang kaya yang cuma 20 persen dari
jumlah penduduk mendapatkan 54,2 persen dari jumlah pendapatan nasional pada
tahun 1992. Pendapatan orang miskin turun dari 5 persen pada tahun 1984 menjadi
4,3 persen dari jumlah pendapatan nasional pada tahun 1992. Asset-aset orang
terkaya di Meksiko lebih besar dari total pendapatan tahunan 17 juta orang
termiskin digabungkan. Namun Slim tidak sendirian: selama pemerintahan Salinas
jumlah miliuner bertambah dari dua orang menjadi 24 orang.
Penyesuaian Struktural di Pedesaan Meksiko: Kasus Chihuahua
Chihuahua merupakan salah satu Negara bagian terbesar,
perubahan struktur yang berjalan lambat mampu menghasilkan sektor pertanian
menjadi produsen yang lebih efisien bagi ekonomi internasional. Bank dunia
meberikan pinjaman dengan mengarahkan reformasi bidang pertanian antara lain: 1)
menghapuskan subsidi makanan secara global; 2) mengurangi intervensi pemerintah
dalam pasar pertanian; 3) menghapus kontrol ekspor dan pembatasan produk utama;
4) mengurangi peranan tengkulak; 5) liberalisasi perdagangan pertanian; 6)
mendorong subsidi bibit dan pupuk; 6) memotong subsidi pupuk; 7) meningkatkan
efisiensi publik dalam sektor agrikultur; dan mendesentralisasi serta memotong
jumlah pegawai pertanian. Kebijakan penyesuaian struktural menyebabkan
berkurangnya produksi dan produktivitas petani serta konsentrasi kepemilikan
tanah.
Dampak
Penyesuaian Struktural terhadap kaum Miskin Kota:
Kasus
San Miguel Teotongo (SMT)
Kesempatan
kerja yang lebih baik semakin menghilang,
di pedesaan banyak rakyat Meksiko pergi ke perkotaan, mereka merupakan
kelompok yang sangat tergantung pada kerja upahan, subsidi kebutuhan pokok dan
layanan publik, semua ini menurun karena penyesuaian. Kebijakan penyesuaian struktural
SMT ada tiga: pengurangan upah riil dan investasi publik; pemotongan subsidi
dan liberalisasi harga-harga; dan pemotongan layanan-layanan publik. Akibatnya
dari kebijakan-kebijakan termasuk : pengurangan pendapatan riil dan daya beli; dan
daya beli; peningkatan relative harga-harga barang, kebutuhan pokok dan
layanan-layanan dasar; dan pengurangan kualitas layanan-layanan publik karena
biaya terus meningkat.
Kesimpulan
Perubahan rencana perekonomian oleh pemerintah
menyerahkan masa depan Negara ketangan-tangan pasar. Kasus Meksiko merupakan
suatu pelajaran yang jelas yang sukses di dalam prestasi beberapa indicator
kesuksesan secara ekonomi makro, tanpa perlu menterjemahkan sebagai peningkatan
kesejahtraan masyarakat. Bahkan sebelum krisis belakangan ini, Penyesuaian
Struktural di Meksiko telah menghasilkan: 1) tingkat pengangguran dan setengah pengangguran
yang tinggi; 2) konsentrasi kemakmuran dan pendapatan yang tajam; 3) infrastruktur
fisik dan sosial yang makin parah; 4) ketidakseimbangan yang terus-menerus di
dalam neraca perdagangan dan neraca pembayaran; 5) ketergantungan yang makin
besar pada pendanaan eksternal; dan 6) tidak adanya sebuah konsensus politik
yang autentik sekitar konsolidasi kebijakan-kebijakan penyesuaian.
IV
Merobek-Robek
Susunan Ekonomi Dan Sosial :
Pengalaman
Nikaragua
Karen
Hansen-Kuhn
The Development Gap (Kesenjangan Pembangunan)
Di tahun
1990an, merupakan masa transisi bagi Nikaragua seiring dengan berakhirnya peran
saudara dan blokade ekonomi AS.
Pemerintahan Presiden Violetta Chamarro mencoba menjalankan pemerintahan
dengan tujuan berbeda dengan sebelumnya, Presiden Sandinista. Dengan
mempromosikan program rekonsialisasi politik dan reaktifikasi ekonomi yang
menurun karena perang, memiliki komitmen untuk untuk mempromosikan kebijakan
ekonomi pasar bebas yang menentukan prestasi bertujuan-tujuan. Dengan proposal
program rekonsiliasi politik dan kembali mengaktifkan ekonomi melalui kebijakan
ekonomi pasar bebas. Penyesuaian terhadap kebijakan struktural yang ditawarkan
Bank Dunia, IMF dan Agen Pembangunan Internasional AS sejak tahun 1990 justru
meningkatkan kemiskinan, pengganguran dan keretakan politik yang parah dalam
masyarakat.
Latar Belakang
Pemerintahan
Sandinista memasuki tahun 1990 telah
berusaha memantapkan ekonomi campuran melalui penyeimbangan sektor negara
dengan swasta dengan peningkatan kondisi sosial dan ekonomi rakyat miskin.
Prestasi impresif disatu sisi diraih misalnya meningkatnya jumlah penduduk
melek huruf, namun penekanan yang sangat pada proyek besar dan pengontrolan
harga menimbulkan ketegangan antara pekerja kota dan pedesaan. Turunnya harga
kopi internasional dan biaya militer yang tinggi, memaksa Sandinista membuat
serangkaian tindakan untuk menstabilkan dengan mengurangi hiperinflasi dan
mengembalikan keseimbangan makro ekonomi.
Manajemen Ekonomi Asing
Setelah Chamorro terpilih melaksanakan program stabilisasi,
termasuk pengenalan sebuah mata uang asing, pemotongan-pemotongan anggaran
pengeluaran pemerintah dan kebijakan pembatasan kredit. Lebih lanjut setahun
berikutnya program ini diintensipkan dan diperluas sebagai suatu syarat dari
dukungan finansial jangka pendek. Tahun 1990an, tidak Nikaragua tidak mendapat
pinjaman baru, terhubung macetnya pembayaran utang luar negeri, menyebabkan
USAID semakin jauh terlibat dalam program penyesuaian ekonomi yang diperluas.
Paket stabilitas dan pemulihan yang kedua, mengikat Nikaragua untuk melakukan
privatisasi ekonomi dan melakukan Penyesuaian Struktural antara lain
pengurangan pekerjaan di sektor publik, liberalisasi perdagangan dan sektor
finansial, sebagai syarat pendanaan dari lembaga keuangan internasional di
tahun berikutnya. Tindakan ini dimaksudkan untuk menahan inflasi, menyelamatkan
perdagangan luar negeri sehingga mampu membayar hutang dan untuk mengurangi
peran negara dalam ekonomi dengan menjual perusahaan milik negara dan mengurangi
pengeluaran pemerintah. Untuk sementara kebijakan ini pada awalnya berhasil
menurunkan inflasi, sampai pada saat pemilihan presiden tahun 1990.
Kebijakan yang menyebabkan Depresi
Prestasi besar dari program-program Kebijakan Penyesuaian
Struktural yang memakan biaya sangat besar berhasil menurunkan inflasi dari 13.rb
% menjadi 12 % secara drastis di tahun 1994, justru menimbulkan depresi di sisi
lain. Di tahun 1993, GDP per kapita turun sampai 71% dari rata-rata tahun
1985-1989, insvestasi juga menurun sampai 63 % dari rata-rata diakhir tahun
1985. Sementara GDP riil naik 3,2% tahun 1994, tingkat tertinggi dalam 10 tahun
terakhir, pertumbuhan GDP per kapita datar saja.
Kredit pertanian yang terpotong hingga 62% menyebabkan
banyak petani kecil dan menengah terpukul. Tingkat bunnga yang tinggi menyokong
investasi spekulan dalam impor barang konsumsi mewah sehingga investasi over
produktif. Produksi industrial rata-rata sejak tahun 90 adalah 14%, kurang
dibandingkan periode 1985-1989.
Sebagai bagian dari program stabilisasi dan penyesuaian struktural,
kredit untuk sektor pertanian dipotong sampai 62 %. Kebutuhan-kebutuhan
birokratis yang baru dan tingkat bunga yang sangat tinggi berarti para petani
berskala kecil adalah yang paling terpukul oleh pemotongan-pemotongan. Kondisi
ekonomi yang demikian menjadikan
Nikaragua menjadi negara yang mempunyai hutang tertinggi di dunia mencapai US$
11 miliar. Kepatuhan terhadap program Penyesuaian Struktural menyebabkan
tingkat bunga tinggi dan membatasi kredit yang disediakan untuk ekonomi lokal
menyebabkan rakyat tidak menerima manfaat dari konsesi ini di masa depan.
Sebuah Bencana Sosial
Performa
ekonomi Nikaragua selama tahun 1990-an, dibawah penyesuaian struktural sangat
menyedihkan, indicator-indikator sosial makin terpuruk. Kinerja ekonomi
Nikaragua lebih dari 285 ribu buruh di sektor publik kehilangan pekerjaan sejak
tahun 1990, terpaksa masuk ke sektor swasta dengan kesempatan kerja sangat
minim. Lebih dari 70% pekerja perempuan
yang di PHK atau pemotongan upah, tunjangan dan jam kerja dibanding dengan 65%
pekerja laki-laki. Studi oleh Nan Wierena menyebutkan perempuan juga menderita
akibat privatisasi perusahan-perusahaan milik Negara, membuat terpaksa untuk
bekerja disektor informal.
Daya beli masyarakat dari upah bekerja menurun, rakyat
Nikaragua hidup dalam kemiskinan. Dampak
sosial ini berhubungan erat dengan guncangan yang dasyat di dalam
produksi. Meningkatnya buruh yang tak mampu mendapatkan pekerjaan baik di sektor
industri, memaksa mereka beralih di sektor informal.
Respon Masyarakat
Kegagalan stabilitas
ekonomi menyebabkan serentetan demonstrasi, pemogokan transportasi, menyebabkab
resesi ekonomi dan tingkat pengangguran yang tinggi dan meningkatkan polarisasi politik Nikaragua.
pemogokan transportasi menolak kenaikan harga bahan bakar, yang secara efektif
menghentikan distribusi barang dalam negeri sela 8 hari. Para mantan tentara
tidak mendapatkan sesuatu yang dijanjikan pemerintah seperti tanah, kredit dan
sumber daya lainnya sehingga banyak dari mereka menuntut komitmen pemerintah.
Pada tahun 1992 mereka melakukan aksi-aksi, menginvasi ladang-ladang, memblokir
trasportasi, menyandera orang. Meskipun februari 1994 telah dibuat perjanjian
namun mereka mereka tetap skeptis terhadap pemerintah.
Ketidakstabilan politik berlangsung di daerah-daerah
pedesaan. Selama paruh pertama tahun 1994 dilaporkan terjadi 400 penculikan
oleh kelompok bersenjata. Kekerasan berkombinasi dengan kejahatan di seluruh
antero negeri, menambah depresi ekonomi. Munculnya pemberontakan dengan
menyatakan “kami tidak meminta derma: kami hanya ingin dibantu agar bisa
bekerja”.
Reaksi Pemerintah
Dalam merespon
aksi-aksi masyarakat dan krisis ekonomi, pemerintah Nikargua mencoba dengan
membangun konsensus seputar kebijakan ekonomi. Negosiasi dengan mantan tentara,
serikat buruh dan lainnya. Pada awal 1994 beberapa ornop dan akademisi
dimasukkan dalam serangkaian konsultasi mengenai pinjaman Penyesuaian
Struktural dari Bank Dunia dan IMF. Namun masih menimbulkan sinisme dan kebimbangan
dari berbagai kalangan. Analisis mereka pada umumnya menilai bahwa Penyesuaian
Struktural tidak lebih dari sekedar program-program yang direncana Bank Dunia
dan IMF, mereka hanya diberi sedikit ruang gerak dalam mengubah sifat program.
Lebih dari Sekedar Sama
Dengan tujuan memperdalam komitmen terhadap banyak
reformasi kebijakan yang dilaksanakan, pemerintah kembali mengadopsi sebuah
program dari IMF, yaitu Fasilitas Penyesuaian Struktural yang Diperbaiki.
Berpasangan dengan sebuah pinjaman ERC dari Bank Dunia, disetujui pada Juni
1994, membuat syarat-syarat kebijakan baru dalam dua pinjaman yaitu: PHK 13.569
pegawai publik, privatisasi perusahaan yang masih dimiliki negara, pengurangan
pengeluaran pemerintah, penghapusan
dana-dana yang diperuntukkan bagi universitas, menaikkan pajak bahan bakar, dan
produk lainnya, serta biaya untuk layanan kesehatan dan pendidikan, reformasi
sektor keuangan, temasuk kebutuhan bahwa
pemerintah tidak merekap bank-bank pemerintah, resolusi perselisihan hak
kepemilikan, pengurangan kekuasaan sesukanya dari kementrian-kementrian
pemerintah di dalam bidang kebijakan fiskal, pengurangan tarif fan perubahan
kebijakan perburuhan.
Banyak syarat-syarat yang mendikte perubahan dalam
perundang-undangan Nikaragua tersebut semakin mengkompilasi upaya-upaya lokal
untuk mencapai konsesus nasional terhadap isu-isu ekonomi. Akibat tekanan ini,
tidak hanya menimbulkan campur tangan Bank Dunia dalam urusan politik internal
Nikaragua, namun juga beberapa perubahan legal dalam jaminan Kementrian
Perburuhan yang jelas-jelas melanggar hak buruh yang diakui secara
Internasional.
Masa depan : Sebuah Misi alternatif
Meskipun Nikaragua masih menjadi Negara yang terpecah kedalam
akibat kebijakan ekonomi, penyesuaian struktural dapat menghantarkan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan kestabilan sosial. Masyarakat kini beralih dari protes kepada
pengajuan proposal untuk membangun elemen dari program ekonomi alternatif dari
ketidakflesibelan lembaga-lembaga keuangan internasional. Banyak organisasi
dari spektrum politik mengadvokasi peningkatan kredit kepada sektor pertanian.
Melalui CRIES, dikirim proposal-proposal ke pertemuan negara-negara donor saat
sidang di Paris bulan Juni 1994, untuk mengkoordinasi program-program bantuan
di Nikaragua, namun rekomendasi ini mempunyai dampak kecil.Program-program
bantuan antara lain: pengurangan dan negosiasi ulang utang luar negeri;
proteksi tariff yang selektif di dalam sektor-sektor kunci, reformasi finansial dan menyalurkan
tabungan-tabungan domistik ke sektor produktif; suatu program untuk mendorong
produksi terutama para produsen yang berukuran kecil dan menengah dan ekspansi layanan-layanan
kesehatan masyarakat dan pendidikan.
V
Mengikis
Sebuah Tradisi Egaliter Pengalaman Kosta Rika
Karen
Hansen-Kuhn
Pada tahun 1985, Kosta Rika menjadi negara pertama di
Amerika Tengah yang melaksanakan suatu rangkaian program-program Penyesuaian
Struktural yang ditentukan sebagai suatu syarat pinjaman oleh IMF, bank Dunia
dan Agen Pembangunan Internasional AS. Tindakan-tindakan Penyesuaian Struktural
berlangsung di atas tumit suatu program stabilisasi yang dirancang IMF, yang
mulai dilaksanakan oleh pemerintah pada tahun 1980.
Bank Dunia dan IMF memuja negara Kosta Rika sebagai suatu
kesuksesan Penyesuaian Struktural, memuji peningkatan indikator ekonomi dan
ekspansi eksport pertanian yang baru. Tingkat melek huruf tertinggi (93%),
tingkat kematian terendah (16 per1000), tinkat harapan hidup terlama (76 tahun
untuk laki-laki; 78 tahun untuk perempuan). Dua target utama program
Penyesuaian Struktural terus berlanjut sampai tingkat tinggi. Distribusi
pendapatan memburuk secara signifikan, terutama di daerah-daerah pedesaan,
dimana banyak petani berskala kecil dan menengah menghadapi
pemotongan-pemotongan pinjaman dan subsidi atas produksi pangan dan kurangnya
modal, teknik dan ketrampilan pemasaran yang diperlukan untuk bertransisi ke
hasil-hasil pertanian ekspor “non tradisional” yang dipromosikan oleh
pemerintah dan USAID.
Latar Belakang
Kosta Rika lama dipandang sebagai sebuah oase ketenangan di dalam
kemelaratan Amerika Tengah yang tercabik-cabik oleh perang. Pemerintah
membangun sebuah sistem kesejahteraan sosial yang secara umum berjalan baik
yang meliputi sarana-sarana publik, perawatan kesehatan dan pendidikan gratis,
perumahan yang murah dan program asuransi, pensiun dan tabungan. Juga
menetapkan program bantuan kredit dan teknis kepada para petani dan dijamin,
harga-harga disubsidi untuk mendorong produksi hasil-hasil pangan.
Program-program ini memberikan suatu jarring pengaman sosial yang kuat bagi
rakyat miskin dan memacu pertumbuhan pusat kelas menengah yang terdiri dari
para professional, pengusaha dan pegawai sipil. Model ekonomi yang dibangun
sekitar swasembada pangan, industri-industri substitusi impor yang sangat
diproteksi dan investasi negara yang besar di sektor manufaktur dan agro
industri. Antara tahun 1949 dan 1979, kostarika besar ada dijajaran puncak
tingkat pertumbuhan ekonomi di Amerika Latin, dengan GDP rata-rata mencapai 9 %
pertahun.
Namun antara
tahun 1977 dan 1981, utang kosta Rika berlipat empat kali, jumlah total 60%
dari pendapatan ekspor. Presiden Rodrigo Carazo menangguhkan pembayaran utang
ke hampir semua dari para kreditor asing, terutama bank-bank komersial.
Negara-negara raksasa-Meksiko dan Brazil-bank-bank komersial dan IMF memberi
keringan kepada Kosta Rika berupa kelonggaran jangka waktu pembayaran.
Pendahuluan dari Stabilisasi Ekonomidan Penyesuaian Struktural
Setelah
Presiden Kosta Rika memegang pemerintahan bulan Mei 1982, Pemerintahan Reagen
cepat-cepat menyodorkan suatu kesepakatan dengan pemerintahannya. Selama dekade
1980-an hubungan Kosta Rika dengan IMF dan Bank Dunia tidak begitu mulus. Dua
perjanjian dana yang pertama, tahun 1980 dan 1981, dibatalkan karena penolakan
Presiden Carazo memenuhi tindakan penghematan yang didiktekan oleh IMF, yang
meliputi devaluasi mata uang dalam negeri dan pemotongan drastis pengeluaran
pemerintah. Presiden Carazo mengusir IMF dari Kosta Rika setelah negosiasi
dengan IMF gagal. Pemotongan-pemotongan
di dalam pengeluaran pemerintah; privatisasi perusahaan milik Negara; dan suatu
reorientasi produksi yang jauh dari memuaskan kebutuhan-kebutuhan dalam negeri
dan mengarah ekspor pertanian non tradisional dan manufkatur.
Indikator-Indikator Kegagalan Ekonomi
Bantuan AS
yang massif membuat pengorbanan penduduk secara terus menerus, program ekonomi
yang ditawarkan IMF dan Bank dunia
dianggap gagal, program mengntungkan komersial atas biaya yang ditanggung
seluruh penduduk. Program penyesuaian struktural, bea import telah dikurangi
dan konsesi-konsesi pajak dan subsidi-subsidi yang dihibahkan kepada
pariwisata, pertanian dan manufaktur untuk ekspor. Bukan hanya tindakan ini
membatasi sumber daya dari pemerintah di dalam bentuk pendapatan yang sangat
dibutuhkan, namun juga tindakan penyesuaian struktural telah membantu
meningkatkan impor dengan cepat. Hasilnya, inflasi dan defisit perdagangan
serta fiskal berkembang sampai pada tingkat tak dapat diterima. Inflasi terus
berfluktuasi dengan tajam pada tahun 1990-an, naik 17 persen pada tahun 1992,
enam persen pada tahun 1993, dan 20 % pada tahun 1994. Defisit perdagangan
Kosta Rika naik hampir 400% pada dekade tersebut sejak program Penyesuaian
Struktural dilaksanakan.
“Pertanian Perubahan”
Program
pertanian berpusat pada ekspansi produksi hasil pertanian ekspor untuk pasar di
luar Amerika Tengah. Di bawah pinjaman penyesuaian struktural kedua, pemerintah
memperkenalkan suatu kebijakan pertanian baru, “Pertanian Perubahan”. Kebijakan
ini di desain untuk memperomosikan produksi sekumpulan hasil-hasil pertanian
mewah seperti asparagus, stroberi, kacang macadamia, melon dan sayur-sayuran
mini untuk ekspor, terutama untuk pasar Amerika Serikat selama bulan-bulan
musim dingin. Pemerintah memberikan sederetan insentif untuk hasil-hasil
pertanian yang baru ini, yang meliputi penghapusan pajak ekspor, menghapus bea
impor bagi pupuk dan bibit, pembebasan pajak pendapatan atas produksi untuk
ekspor, tingkat bunga yang lebih ringan, dan akses khusus ke perdagangan luar
negeri.
a.
Memaksa Para Produsen
Kecil Melepas Tanahnya; Tindakan-tindakan Penyesuaian Struktural berdampak pada banyak petani berskala kecil dan menengah
terpaksa bekerja baik kepada para produsen besar atau menjual tanah mereka dan
bermigrasi ke kota-kota.
b.
Biaya Lingkungan Hidup;
produksi hasil-hasil pertanian ekspor yang baru di Kosta Rika
secara tipikal melibatkan penggunaan massal bahan-bahan kimia pertanian seperti Tamaron, paraquat dan Lannate
(metomil), menimbulkan kerusakan lingkungan; suplai air telah teracuni
bahan-bahan kimia pertanian; petani dilaporkan menderita problem kesehatan yang
mereka kaitkan dengan insektisida dan fungisida dan dijangkiti oleh erosi tanah
yang ekstensif dan kotoran-kotoran serta limbah kimia mengalir ke
sungai-sungai.
“Rekonversi Industrial”
Menurut
Mario Lungo (CSUCA), tahun 1980-an menghasilkan suatu proporsi besar
pekerjaan-pekerjaan berkualitas rendah, ketidakstabilan dan penghasilan yang
rendah, yang dapat menjelaskan fakta bahwa tingkat pengangguran naik kembali.
Ekspansi
ekspor industri nontradisional merupakan gambaran utama dari program
penyesuaian Kosta Rika. Program “rekonversi industrial” Kosta Rika dimulai
sebagai bagian dari Rencana Pembangunan nasional pemerintah tahun 1986-1990,
yang diperkuat oleh dukungan Bank Dunia. Hak-hak buruh dalam zona perdagangan
bebas dan industri telah ditentukan oleh penetapan-penetapan dari asosiasi
“solidaritas” yang di danai dari anggota buruh dan pengusaha.
Polarisasi Ekonomi dan Ketidakstabilan
Program Penyesuaian Struktural Kosta Rika telah mengakibatkan
polarisasi ekonomi yang terus meningkat. Banyak pegamat mulai serius
memperkirakan situasi ini akan meruntuhkan struktur ekonomi Kosta Rika yang
relatif egaliter dan tradisi demokratis yang relatif stabil. Kesenjangan antara
kaya dan miskin melebar tajam. Angka kemiskinan berfluktuasi, persentase rumah
tangga yang hidup di dalam kemiskinan meningkat dari 18,5 % tahun 1987 menjadi
23,8% tahun 1992. Angka kemiskinan menurun tajam menjadi 15,8% tahun 1994. Indikasi
turunnya kualitas hidup, tahun 1980-an mengacu pada ketidakmampuan sistem
kesehatan publik mengatasi masalah-masalah ini.
Makin Besarnya Penentangan Masyarakat
Bualan Calderon “bank dunia adalah bank pembangunan antar Amerika
dan IMF, setahun setelah bualan yang
menyala-nyala, Figueres memenangkan pemilihan presiden dan mengumumkan bahwa
kita sudah kenyang dengan kebijakan-kebijakan neoliberal yang telah membuat
miskin Kosta Rika. Namun setelah terpilih pemerintahan juga mengalami hal yang
sama, Figueres dibawah tekanan
dari lembaga-lembaga keuangan internasional, dengan berat hati melanggar janji
kampanyenya dan setuju melaksanakan program penyesuaian struktural yang baru.
Bank Dunia, IMF terus menerus menekan pemerintahan Figueres untuk melaksanakan
program, bersikeras pada pelaksanaan tindakan-tindakan seperti mem-PHK 8000
pekerja sektor publik dan menaikkan pajak penjualan dan pajak bahan bakar.
Kesimpulan
Sementara stabilitasi politik Kosta Rika semakin limbung, tingkat
bantuan asing yang istimewa dan standar hidup yang relatif tinggi seharusnya
membuat negara menjadi suatu “skenario kasus terbaik”bagi
penerapan kebijakan kebijakan Penyesuaian Struktural, Progam Penyesuaian
Struktural tidak membuat Kosta Rika keluar dari krisis dan menjadi lebih
stabil. Sebaliknya, kondisi sosial dan ekonomi Kosta Rika terus turun selama
dekade yang lalu dan telah mengikis tradisi demokratis negara tersebut, sebuah
tradisi yang secara konsistem diekspresikan oleh rakyat dari berbagai segmen penduduk.
Jika Kosta Rika ingin keluar dari situasi ini,
pemerintahnya mesti di berikan kebebasan bergerak oleh lembaga lembaga keuangan
international untuk merespons tuntutan masyarakat bagi suatu kumpulan kebijakan
kebijakan ekonomi yang baru.
VI
Membujuk
Untuk Memproduksi Obat Bius Ilegal :
Pengalaman
Bolivia
Tony
Avirgan, Laura Parsons & Ross Harmond
Pada tahun 1985, kebangkrutan ekonomi melanda Bolivia,
dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia sehinga mengakibatkan mata uang
hampir tidak bernilai. Bisnis-bisnis tutup dan pengangguran meningkat. Setelah
berkonsultasi dengan Bank Dunia dan IMF, maka disetujuilah sebuah program
Penyesuaian Struktural untuk Bolivia, guna menata kembali ekonomi. Rencana
tersebut didukung oleh Dekrit Presiden 21060 pada Agustus 1985, dan secara
resmi mengumumkan Kebijakan Ekonomi Baru : menghapuskan pembatasan import dan eksport; menetapkan
tingkat perdagangan tunggal dan fleksibel; membekukan upah sektor publik selama
4 bulan, (kemudian dikurangi sampai 3 bulan); memberikan kesempatan kepada
perusahaan-perusahaan Negara 1 bulan untuk menggemukkan program-program rasionalisasi
(yaitu pemecatan) staf; memperkenalkan “kontrak bebas” pada semua firma,
mengijikan manajemen untuk mempekerjakan dan memecat semuanya. Banyak Dekrit
telah dirancang untuk menggerakkan ekonomi untuk mendorong eksport dan import
serta mendorong investasi asing dan lokal.
Hasil
Ekonomi sekarang Bolivia menjadi menyedihkan dibandingkan
satu decade sebelumnya. Terapi kejut yang menghapuskan pekerjaan, kontrol harga
dan tunjangan-tunjangan pekerja dan berakhir dengan hiperinflasi sekaligus
menjadi awal dari resesi. Ekonomi yang
berjalan lamban, bagaimanapun juga mengangkat perkembangan ekonomi. Liberalisasi
impor membuka pintu bagi kompetisi dengan barang-barang murah, barang-barang
manufaktur impor dan akibatnya bangkut lebih dari 120 pabrik lokal. Selanjutnya
suatu tampilan diluar angka-angka makro ekonomi terhadap ekonomi riil
memberikan suatu indikasi yang lebih jelas, mengapa rakyat Bolivia menderita
dibawah kebijakan penyesuaian yang dipaksa dari luar.. Banyak pertambangan dan
pabrik milik Negara ditutup dan pegawai di PHK, sehingga meningkatkan jumlah
pengangguran dan pertumbuhan yang cepat dalam kegiatan sektor informal. Karena
upah anjlok dan tumbuhnya ketidakamanan kerja serta pelayanan sosial berkurang,
rakyat Bolivia tenggelam ke dalam jurang kemiskinan dan masyarakat menjadi
semakin terpolarisasi. Stabilitas ekonomi telah gagal menarik investor dan
privatisasi perusahaan negara hilang perlahan karena kurangnya pembeli
potensial. Negara menjadi sangat bergantung pada bantuan luar negeri dan secara
resmi tidak mengakui pemasukan dollar dan kokain.
Meningkatkan Kemiskinan Di Pedesaan
Program penyesuaian di Bolivia menghancurkan, terutama pada
petani kecil. Program tersebut telah menyebabkan sebagian besar kredit dan
investasi pedesaan beralih pada kegiatan-kegiatan agrobisnis dan pada petani
dalam skala besar-menengah yang berproduksi untuk eksport. Salah satu bank yang
biasanya memberikan pinjaman kepada petani kecil yaitu Banco Agricola Boliviano
telah ditutup, karena tingkat suku bunga rata-rata diatas 20% pertahun. Kaum
tani Bolivia hanya menerima 4%dari kredit yang disediakan oleh negara,
disamping fakta bahwa para petani memproduksi 70% dari hasil pertanian dinegara
tersebut. Pada saat yang sama, subsidi bahan bakar minyak dipotong, sehingga
mengakibatkan peningkatan biaya transport produk pertanian. Anjloknya produksi
pangan dan meningkatnya kemiskinan pedesaan merupakan akibat dari pelaksanaan
program Penyesuaian Struktural Bolivia.
Menyesuaikan Para Petani Dengan Koka
Wilayah pegunungan Andes Amerika Latin merupakan sumber
terbesar kokain dunia. Selain milliaran dollar yang dikeluarkan dalam upaya
mengikis dan melarang perdagangan kokain yang disebut dengan program
“pembangunan alternative”, perang terhadap obat bius telah gagal menahan arus
narkotika diwilayah ini. Selama 3 tahun
pertama Kebijakan Ekonomi Baru, produksi kokain di Bolivia meningkat 13% lebih
cepat dari hasil pertanian komersial manapun. Kenyataannya harga yang
didapatkan para petani hasil pertanian eksport yang legal tidak kompetitif
dengan harga kokain. Lebih ironis lagi kokain merupakan hasil pertanian eksport
yang tidak membutuhkan modal dalam jumlah besar.
“Pengembangan Alternative”
Lebih dari 4 tahun Amerika Serikat telah mengeluarkan
dana sebesar US$ 2 milliar dalam upaya memberantas produksi obat bius.
Banyaknya uang yang dikeluarkan untuk mendukung program penyesuaian yang
memberikan insentif kepada petani untuk menanam hasil pertanian eksport non
tradisional seperti lada dan kacang macademia. Pengembangan alternative
menjanjikan keuntungan besar atas hasil pertanian yang baru, namun ketika panen
tiba dan pasar sulit didapatkan, USAID menerapkan daftar yang sama hasil
pertanian eksport yang disetujui di seluruh Amerika. Hasilnya supply yang
berlebihan dan harga yang lebih rendah bagi produsen.
Reaksi Masyarakat
Kesabaran masyarakat terhadap program reformasi ekonomi
semakin menipis. Pada tahun 1994, parlemen Bolivia meloloskan rancangan
undang-undang privatisasi, sama dengan rancangan undang-undang yang menyetujui
rencana yang didanai oleh Bank Dunia untuk mereformasi sistem pendidikan.
Ketika pemerintah mulai melaksanakan reformasi, ketidakpuasan penduduk
berkembang. Sampai bulan April 1995, para guru menentang klausul antis erikat
dalam RUU reformasi pendidikan dan melakukan pemogokan.
Kesimpulan
Setelah satu decade lebih, fakta menunjukkan bahwa
Program Ekonomi Baru telah meningkatkan kemiskinan dan gejolak sosial. Bolivia
semakin terjerumus dalam Penyesuaian Struktural. Reformasi ekonomi telah
membuat petani kecil tidak terlibat dalam produksi pangan dipasar lokal.
Sementara upah dan lapangan pekerjaan anjlok. Petani tidak mempunyai
alternative kecuali beralih pada produksi koka.
Tekanan internasional bergandengan dengan resiko
pemberantasan menyebabkan petani koka dihadapkan pada resiko yang berbahaya.
Para petani membuka opsi yang perlu dipertimbangkan, yaitu bahwa tidak ada
perubahan yang signifikan dalam kehidupan mereka, kecuali kebijakan Penyesuaian
Struktural yang membatasi opsi dan menyebabkan kehidupan semakin miskin dan
diberantas oleh mereka sendiri.
VII
Munculnya
Suatu Alternatif : Pengalaman El Salvador
Roberto
Rubio & Karen Hansen-Kuhn
Ketika Meksiko mengalami krisis, adanya tuntutan dari masyarakat
untuk mengkaji ulang penyesuaian struktural yang didesak oleh Bank Dunia, IMF
dan lembaga keuangan lainnya serta masyarakat menginginkan adanya
program-program alternatif yang dirancang untuk mempromosikan pembangunan yang
adil dan berkesinambungan layak dipertimbangkan dengan serius. FUNDE (Yayasan
Pembangunan Nasional) mengeluarkan draf berjudul “Sebuah Agenda Ekonomi
Nasional Baru untuk Elsavador” mengkritik
model neoliberal dan merekomendasikan serangkaian tindakan-tindakan yang
dirancang untuk mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan dan demokratis,
adil dan berwawasan lingkungan.
Latar Belakang: Pertumbuhan atau Pembangunan?
Mantan Presiden Alfredo Christiani, mulai melaksanakan stabilisasi
ekonomi dan kebijakan-kebijakan struktral tak lama setelah memegang
pemerintahan pada tahun 1989.
Bentuk-bentuk kebijakan struktural yang dilakukannya antara lain
menghapuskan kontrol harga, meningkatkan tarif air, listrik dan transportasi serta
menata ulang sistem pajak. Pada Agustus 1993, Bank Dunia membuat daftar
prestasi-prestasi besar dari babak pertama penyesuaian struktural di El
Salvador: uinfikasi tingkat perdagangan, unifikasi dan pengurangan tingkat
tarif, penyederhanaan sistem pajak nilai tambah, privatisasi beberapa bank
milik pemerintah, melaksanakan reformasi sistem pertanian, dan pengelolaan
suatu dana pengelolaan Dana Investasi Sosial untuk “mengurangi dampak negative
penyesuaian struktural yang poptensial terhadap masyarakat miskin. Namun pertumbuhan
ekonomi di El Salvador bersifat eksklusif karena hanya memperkaya segolongan
kecil penduduk. Sementara masyarakat miskin dan para petani ditinggalkan. kesenjangan yang semakin lebar di dalam hal
kekayaan dan pendapatan merupakan penyebab utama dari perang sipil di negara
tersebut. Memberi dampak pada kaum perempuan, karena mayoritas
pekerjaan-pekerjaan tak stabil di pabrik-pabrik manufaktur-ekspor. Progam
neoliberal di bidang lingkungan hidup demikian berat dirasakan khususnya oleh
kaum perempuan, yang biasanya lebih terlibat ketimbang laki-laki di dalam
dinamika ekosistem di mana mereka hidup. Berkurangnya suplai air dalam produksi
pertanian dan pengerusakan hutan, sehingga sangat mepengaruhi kaum perempuan
pedesaan atau perempuan dari zona miskin kota yang mengangkut air setiap hari.
Pinjaman Penyesuaian Struktural Bank Dunia, yang disetuiui
pada 23 Agustus 1993, yang mewajibkan
pemerintah untuk "memodernisasi”
sektor publik melalui desentralisasi, privatisasi dan deregulasi; meningkatkan
manajemen pengumpulan pendapatan sektor publik, pembelanjaran dan personil; dan
meningkatkan jumlah hal-hal yang menjadi sasaran pajak tambahan nilai. Juga
termasuk syarat-syarat yang berhubungan dengan reformasi-reformasi sektor
financial dan sektor sosial
Alternatif sedang Berproses
Untuk meningkatkan perkembangan terhadap sektor-sektor produksi
nasional, menurut FUNDE ada tiga prinsip strategis, yaitu pencantuman semua yang disisihkan dari model sekarang, pengaktifan kembali produksi; mencipatakan syarat-syarat yang
perlukan bagi para produsen untuk meraih keuntungan; dan konversi ekonomi, mengarah kepada peningkatan ke dalam
produktivitas ekonomi, sosial dan ekologi. Menekankan pentingnya
kebijakan-kebijakan spesifik membangun yang sesuai bagi produsen-produsen
industrial dan pertanian berskala kecil, menengah dan besar, begitu juga
koperasi-koperasi, para konsumen, pekerja upahan, dan sektor publik. Semua itu
saling berhubungan dan mempengaruhi oleh karena itu diperlukan kebijakan yang konfrehensif.
Menyebarkan Keseluruhan Kekayaan dan Pendapatan Ekonomi
Dalam rangka mengurangi konsentrasi kekayaan, FUNDE mengusulkan
supaya privatisasi perusahaan-perusahaan publik dirancang untuk mempromosikan
redistribusi aset-aset, bersikeras bahwa para buruh dan sektor-sektor dari
penduduk yang terkait diberi informasi yang lengkap dan setiap saat mengenai
penjualan aset-aset publik dan partisipasi masyarakat. FUNDE juga
merekomendasikan diberlakukannya undang-undang "kompetisi bebas"
untuk mencegah monopoli-monopoli dan oligopoli-oligopoli yang menyimpangkan
kompetisi sehingga mengakibatkan munculnya harga-harga barang dan jasa yang
spekulatif. Sistem finansial sendiri akan dibuka untuk mempromosikan kempetisi,
dan tingkat bunga dibuat untuk lebih merangsang investasi produktif ketimbang
investasi spekuIatif.
Sehubungan
dengan distribusi kekayaan, FUNDE juga mengusulkan kebijalan-kebijakan untuk
meredistribusi pendapatan dengan memperkuat serikat-serikat buruh dan meningkatkan
upah di seluruh negeri. Hal ini dilakukan untuk mendorong serikat-serikat buruh
agar mempunyai posisi tawar yang lebih
efektif guna meningkatkan upah yang lebih baik bagi peningkatan produktivitas.
Pembangunan Berkelaniutan yang Berwawasan Lingkungan Hidup
FUNDE mengusulkan program massal penghijauan dan konservasi tanah,
perubahan dalam struktur institusional legal dan meningkatkan standar hidup
penduduk juga diharapkan dapat membuat mereka berpartisipasi secara efektif
dalam melestarikan dan melakukan pemulihan terhadap kerusakan lingkungan dan
sumber daya alam mereka. Peningkatan standar hidup mayoritas penduduk, untuk
dapat membantu tingkat partisipasi yang lebih efektif di dalam pemulihan basis
sumberdaya alam negeri.
Mendahulukan Kebutuhan-Kebutuhan Iokal dan Ekonomi yang Riil
Di dalam proposalnya, FUNDE juga
menekankan petingnya mengurangj ketergantungan pada sumber daya-sumber, daya eksternal dan mengingatkan ruang gerak
bagi pogram pembangunan nasional yang sesungguhnya. Selain itu FUNDE
mengusulkan suatu proses selektif dan hati-hati mengenai industrialisasi
subtitusi impor, memberikan perlindungan impor secara temporer, dan
insentif-insentif bagi industri-indusui nasional strategis dalam rangka
mengihindari kebangkrutan massal saat mereka mulai berkompetisi dengan korporasi-korporasi
transnasional.
Kesimpulan
Masalah-masalah stuktural yang serius di dalam ekonomi tidak akan
diatasi dengan pendekatan yang mengurangi kebijakan ekonomi untuk mengontrol
inflasi, terutama jika faktor-faktor eksternal seperti aliran dolar dan
kehadiran oligopoli-oligopoli merupakan penyebab dari kenaikan harga. Dengan
demikian, kebijakan ekonomi harus diarahkan kepada pencapaian transformasi
struktural ekonomi.
FUNDE menekankan, kebijakan ekonomi tidak bisa dirumuskan dengan
membuat target-target peningkatan-peningkatan di dalam indikator-indikator
makro ekonomi, namun lebih cenderung melalui suatu dialog yang aktif di
kalangan semua sektor masyarakat.
VIII
Brasil
: Saatnya Revolusi
(Wawancara dengan Luis Ignacio “Lula” Da Silva)
Luis Ignacio
adalah calon presiden Brasil. Luis Ignacio mengatakan sangatlah penting untuk mempertahankan politik
proteksionisme pada waktu tertentu sehingga tiba saatnya pada level yang setara
dengan pesaingnya. Selanjutnya bahwa perlu adanya batas-batas negara, sekalipun
ada kebebasan, namun brasil membuka dan memberikan dukungan terhadap penanaman
modal bisnis asing.
Mengenai
kondisi kaum buruh dan kaum miskin Luis Ignacio menyampaikan bahwa brasil harus
diperbaiki dengan jalan meredistribusi pendapatan, karena jumlah uang yang
dibayarkan sebagai upah adalah 50% dari pendapatan nasional. Namun saat ini
hanya tinggal 35%. Daya beli upah minimum 25%. Cara meredistribusi pendapatan
dapat dilakukan secara otomatis atau sekedar dengan membuat peraturan
perundang-undangan. Langkah yang harus di tempuh adalah : memodali
sumberdaya-sumberdaya di sektor publik agar dapat menciptakan lebih banyak
lapangan kerja terutama di lingkup pelayanan sosial seperti pedidikan da
kesehatan; reformasi agrarian; dan daya beli kaum buruh harus dikembalikan
seperti kondisi awal dan nasionalissasi industri.
Sumber : Robinson et all, 2001. Hantu Neoliberal. Terjemahan Irvan, Uung
& Ken Budha Kusumandaru. C.Books, Jakarta.
Halo, nama saya Mia Aris.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800.000.000 (800 JUTA ) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah i diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
BalasHapusAnda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com.
Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.
Halo,
BalasHapusApakah Anda secara finansial turun? mendapatkan pinjaman sekarang dan bisnis Anda menghidupkan kembali, Kami adalah pemberi pinjaman dapat diandalkan dan kami memulai program pinjaman ini untuk memberantas kemiskinan dan menciptakan kesempatan bagi yang kurang istimewa untuk memungkinkan mereka membangun sendiri dan menghidupkan kembali bisnis mereka. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kami melalui email: gloryloanfirm@gmail.com. mengisi formulir Informasi Debitur berikut:
Nama lengkap: _______________
Negara: __________________
Sex: ______________________
Umur: ______________________
Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
Durasi Pinjaman: ____________
Tujuan pinjaman: _____________
Nomor ponsel: ________
silahkan mengajukan permohonan perusahaan yang sah.
terima kasih banyak atas komentarnya
BalasHapusBERITA BAIK BERITA BAIK
BalasHapusHalo semuanya, saya SUWANDI dari indonesia. Saya menyarankan Anda semua di sini untuk tidak mengajukan pinjaman di mana-mana untuk perusahaan atau pemberi pinjaman di halaman web ini, sebagian besar perusahaan di sini adalah tipuan, penipuan dan penipuan, dan juga beberapa testimonial di sini salah, mereka adalah orang yang sama. Karena itu, tolong berhati-hatilah untuk tidak menjadi persekutuan mangsa Indonesia. Saya ditipu empat kali kira-kira Rp 200.000.000 untuk biaya registrasi, biaya transfer, bea cukai dan biaya asuransi, setelah pembayaran ini saya tidak mendapatkan pinjaman saya, tapi mereka meminta saya untuk membayar berkali-kali. Ini akan menarik minat Anda untuk mengetahui ada undang-undang tentang pembiayaan undang-undang atau peraturan dewan ini untuk mendapatkan pinjaman dari undang-undang pemberi pinjaman atau perusahaan mana pun. Saya bersyukur bahwa saya menerima pinjaman cepat sebanyak $ 250.000 dari perusahaan yang diperkenalkan teman saya Achmad Halima. Perusahaan pinjaman yang dapat dipercaya dan dapat dipercaya (ALEXANDER ROBERT). Mereka sekarang menjadi perusahaan terbesar di AS, Eropa dan seluruh Asia. Misi dan komitmen Anda kepada Alexander's Loan Company didedikasikan untuk meringankan impian Anda dan membantu kita semua yang telah ditipu dan ditipu dalam proses mendapatkan pinjaman segera, memberi Anda keramahan kelas dunia. Perusahaan Pinjaman Alexander atau pemberi pinjaman pinjaman tahu apa yang seharusnya ada di sepatu Anda dan mereka berusaha keras untuk tidak melupakan perasaan itu. Mereka akan mendapatkan kepercayaan Anda dengan mengkomunikasikan kepada Anda informasi yang perlu Anda ketahui, jika Anda perlu mengetahui dan hak untuk menawarkan pinjaman (pedagang pribadi atau pinjaman) dan layanan keuangan.
Saya sangat mengabdikan diri untuk membantu negara saya mendapatkan pinjaman dari penipuan dan segera, e-mail saya (suwandirobby01@gmail.com) atau (achmadhalima@gmail.com)
Hubungi saya atau (alexanderrobertloan@gmail.com) untuk informasi lebih lanjut, saya bersedia membantu. Tuhan memberkati kalian semua.