Jumat, 08 Maret 2013

HANTU NEOLIBERALIME.



Kritisi terhadap Tulisan William Robinson, et.all, 2003.
HANTU NEOLIBERALIME.

Oleh Gede Sandiasa, S.Sos, M.Si


KEGAGALAN NEOLIBERAL DALAM DOMINASI
LEMBAGA TRANSNASIONAL

Dunia global merambah seluruh bangsa dan Negara-negara di dunia dengan sistem perdagangan internasional. Dunia dikuasai oleh sekelompok elit internasional termasuk lembaga transnasional IMF dan bank internasional. IMF cenderung memaksakan kebijakan stabilisasi struktural (structural adjustment) yang mendorong Negara-negara di kawasan tersebut untuk melakukan liberalisasi ekonomi dan pemotongan belanja Negara secara subtansial. Strategi ini dikecamkan oleh para pakar dan pembuat keputusan di Amerika Latin karena dianggap terlalu condong kepada liberalism dan riskan terhadap gejolak sosial, akibat tingginya pengangguran dan rendahnya pendapatan  (Hadiwinata, 2002: 84).
Hal ini nampak jelas pada tulisan William Robinson, et all (2003), bahwa model neoliberal diikuti dengan penyesuaian struktural, liberalisasi perdagangan dan keuangan; deregulasi mengambil peran Negara dan Negara menjadi pelayan kapital “negara memenuhi semua kebutuhan dan preferensi dari surplus dan defisit di negara mereka” (Chapra, 2009: 224); privatisasi perusahaan-perusahaan dari kepemilikan publik kepada swasta. Menurut Murdock, privatisasi merupakan gerakan multidimensi dengan empat komponen: liberalisai, denasionalisasi, komersialisasi sektor publik, dan deregulasi. Liberalisasi adalah gerakan atau kebijakan untuk menerapkan kaidah-kaidah pasar yang didasarkan pada permintaan dan penawaran, maksimalisasi produksi dan konsumsi, serta yang terbuka dalam ekonomi suatu negara (Sudibyo, 2004: 10). Dalam posisi  terstrukturisasi negara-negara yang mengikuti neoliberal, justru nampak meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan. Dunia dikuasasi oleh poliarki dengan dalih demokrasi seperti pengalaman di Guetamala.
Selanjutnya “anak-anak ajaib Chicago” adalah istilah sekelompok orang lulusan Chicago yang berhasil merubah tatatan ekonomi di Cile. Mereka mensponsori untuk merampingkan struktur pemerintahan atau melakukan desentralisasi di Cile, juga meliputi program privatisasi penanganan sosial dan kesejahteraan, deregulasi dan liberalisasi perdagangan, menghidupkan organisasi buruh, memperbaiki hukum dan perundang-undangan; serta pengurangan secara drastis pengeluaran, keuangan  dan pembelanjaan pemerintah. Lalu bagaimana dengan Meksiko dibawah tekanan IMF dan Bank Dunia menghasilkan penghancuran terus menerus dasar ekonomi dan sosial Meksiko. Pengetatan kredit, penekanan upah dan pemotongan anggaran sosial, mengakibatkan kapasitas produksi dalam negeri semakin rendah memperparah ekonomi mayoritas rakyat, meningkatkan ketergantungan kepada modal asing, impor dan pasar serta hancurnya para produsen kecil.
Merobek robek susunan ekonomi dan sosial pengalaman Nikaragua, judul ini mengisyaratkan suatu fase kegagalan ekonomi yang diakibatkan oleh ketidakmampuan negara mengurus kepentingan bangsa Nikaragua. Tidak jauh dari tulisan-tulisan sebelumnya, bahwa rencana stabilisasi yang dipromotori IMF dengan melibatkan kebijakan-kebijakan seperti pemotongan anggaran pemerintah bagi layanan sosial dan lapangan kerja, serta investasi publik, manajemen ekonomi asing berdampak pada meningkatnya utang negara, namun disisi lain rakyat tidak memperoleh manfaat dari penambahan utang negara. Berbeda dengan pendapat Masahiro Horie  tentang regulasi bertujuan untuk to promote well-ordered social and economic activities for the development of the society and welfare of the people of the country and global community” (Horie, 2011). Hal ini berakibat kegagalan ekonomi yang membuat inspirasi para mantan pasukan tempur, melakukan ekspansi ke wilayah pertanahan masyarakat, akibat tidak terpenuhinya janji pemerintah, selanjutnya juga terjadi demonstrasi-demonstrasi dan pemogokan transportasi. Terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan buruh terutama di daerah pedesaan Kostarika. Indikator-indikator sosial menurun, peningkatan gejolak masyarakat. Dalam keadaan demikian pemerintahan baru yang awalnya menentang neoliberal pada saat kampanyenya, terpaksa masuk ke dalam negosiasi yang sulit dengan Bank Dunia dan IMF.  Program yang ditawarkan adalah swansembada pangan, industri substitusi impor dan investasi di sektor manufaktur dan dibidang pertanian, juga mengalami kegagalan.
Estenssoro mendeklarasikan “Bolivia sedang sekarat”, melakukan kebijakan ekonomi dengan menghapuskan pembatasan import dan eksport, menentukan tingkat perdagangan tunggal dan flexible, membekukan upah sektor publik, rasionalisasi perusahaan negara, memperkenalkan kontrak bebas, dan mengijinkan terjadinya pemecatan. Terbukanya import membuat bank-bank lokal tidak mampu berkompetisi, dan mengakibatkan kebangkrutan pabrik-pabrik lokal, sektor pertanian lokal didesak oleh agrobisnis besar dan kebijakan perdagangan hasil pertanian, tidak berpihak pada petani, disisi lain penjualan koka secara illegal menjanjikan penghasilan yang besar “membujuk untuk memproduksi obat bius illegal”. Yang pada akhirnya kesabaran masyarakat terhadap reformasi semakin menipis.
Elsavador memiliki sejarah ekonomi yang tidak jauh berbeda dari cerita tetangga sebelumnya. FUNDE (Yayasan Pembangunan Nasional) memiliki rekomendasi dan berbagai terobosan yang juga banyak tidak berhasil di Elsavador. Rekomendasinya antara lain menghapuskan kontrol harga, meningkatkan tariff air, listrik dan transfortasi, serta menata ulang sistem perpajakan, privatisasi bank-bank milik pemerintah dan Perusahaan Negara, reformasi sistem pertanian, memodernisasi sektor publik melalui desentralisasi, privatisasi dan deregulasi. Dibagian akhir tulisan yang ditulis berdasarkan hasil wawancara dengan Luis Igncio “Lula Da Silva” dalam menghadapi neoliberal dan globalisasi ekonomi Lula menyebutkan Negara harus mempertahankan batas-batas negara, melakukan politik proteksionisme, selanjutnya untuk mengembangkan Negara Brasilia perlu memodali sumber daya di sektor publik, reformasi agraria dan pengembalian daya beli kaum buruh.
Bagaimana dengan Indonesia apakah mengalami dan menerapkan ekonomi Neo-Libral,  “Kebijakan SBY-Boediono” apakah benar seorang Neo-lib seperti yang dikemukakan lawan-lawan politik mereka. Sejak jaman kepemerintahan Soeharto Negara sudah dikuasai oleh kekuatan oligarki yang dikuasai oleh kelompok yang dekat dengan istana, terjadi kegagalan pengaturan Negara, dimana Negara banyak terlilit hutang, dan perusahaan swasta  dan bank-bank tidak mampu membayar utang, pemerintah menangani utang Negara. Pendeknya koalisi-koalisi oligarki yang begitu kokoh: suatu bentuk kapitalisme raja rampok yang tidak dibatasi hukum. Ekonomi pasar secara terus menerus diganggu oleh para pejabat-pejabat predatoris dan koalisi-koalisi pemburu rente yang eksistennya tergantung pada operasi potong kompas mereka yang begitu bebas (baca Hadiz, 2005).
Internalisasi kekuasaan neo-liberal istilah yang dikemukakan Sunny Yon (Yon 2009: 207), menjadikan aliran neoliberal dalam seluruh sendi kehidupan menjadi pavorit bagi penguasa negara, agar dapat mencapai dan menyelenggarakan pemerintahan dengan mudah dari sisi investasi. Demikian juga pada jaman Megawati Privatisasi BMUN, yang berakibat lepasnya Indosat dan beberapa BMUN lain kepada Pihak Swasta, yang belakangan ini Indosat justru menjadi booming dalam mencapai keuntungan. Saat ini kebijakan privatisasi berlangsung terus dibidang tambang emas Jaya Pura, PT Newmon, Timah dan Tembaga di Banka Belitung dan beberapa tambang lainnya, perkebunan inti rakyat seperti kelapa sawit. Banyak menghadirkan persoalan komplik, kerusakan lingkungan, ketimpangan social dan rusaknya infrastruktur maupun kultur masyarakat akibat dari kehadiran dan kecepatan pengaruh kapitalisme melalui teknologi dan inforasi. Keadaan ini juga merambah sektor publik seperti pelayanan kesehatan, bahkan dunia pendidikan yang telah mengacu standar SBI, bukannya menghasilkan keceradasan dan berpengaruh pada pilihan publik masyarakat, tetapi terjadi bisnis yang membuat dunia kesehatan dan pendidikan menjadi mahal.
Pergeseran angka ketergantungan pada bantuan asing dalam mengembangkan daerah, seperti Daerah Bali beberapa persoalan baik lingkungan, pariwisata dan ekonomi global merambah dan mempengaruhi kultur masyarakat Bali. Uang yang melimpah datang ke Bali baik dari kunjungan pariwisata dan bantuan maupun pinjaman luar negeri sebagian besar kembali kepada kantong pihak asing. Mengingat usaha dan pinjaman, tenaga kerja professional untuk memfasilitasi keuangan asing banyak diisi oleh orang asing. Kehidupan petani Bali terdesak oleh pariwisata, keterbatasan air untuk pertanian, ketimpangan pendapatan petani dengan sektor industri sangat tinggi yang berakibat generasi muda petani tidak mau lagi menjadi petani.
Dari sejumlah tulisan yang dirangkum dan komparasi peberlakuan liberalisasi ekonomi di Indonesia maka  dapat di simpulkan tentang dua hal, yaitu program yang dihadirkan oleh kelompok neo-liberal dan kegagalan dari pelaksanaan neo-liberal, seperti dibawah ini. Barangkali para pemimpin negara menghadirkan kapitalisme dengan maksud memformulasi kebijakan-kebijakan penganganan terhadap pengangguran dan system kesejahteraan social, peningkatan efisiensi ekonomi, peningkatan daya saing yang pada akhirnya bermuara pada penyelenggaraan barang publik dan pelayanan, seperti terungkap pendapat berikut ini :
formulating policies to ensure full employment and an inclusive social welfare system, governments are now focused on enhancing economic efficiency and international competitiveness. One consequence is the ‘rolling back’ of welfare state activities, and a new emphasis on market provisioning of formerly ‘public’ goods and services ( Goede, 2006: 201).

Program neo-liberal yang disampaikan Robinson adalah penyesuaian struktur yang dilakukan adalah 1) liberalisasi perdagangan dan keuangan; 2) deregulasi dengan mengambil peran Negara dan Negara menjadi pelayan capital; 3) privatisasi perusahaan dan bank dari kepemilikan publik ke sektor swasta; 4) perbaikan hukum dan perundang-udangan;  5) penekanan upah dan pemotongan anggaran baik anggaran publik yang notabene tidak menghasilkan keuntungan; 6) rasionalisasi perusahaan Negara dangan sistem kontrak; 7) menghapuskan pembatasan impor dan eksport; dan  8) menghapus pengawasan harga; meningkatkan tariff listrik, air dan transportasi.
Pada awal penerapan liberalisasi ini, terjadi pengalihan investasi asing “capitalism” ke dalam negeri dapat menciptakan kesejahteraan dan pengurangan pengangguran, dan meningkatkan devisa maupun tabungan Negara “ini berlaku pada konsep para pendukung liberalisasi” “that capital in active production” (Marx, 1999), “Amat besar kontras antara klaim-klaim pendukung pasar bebas, yang memprediksi munculnya kekuatan yang akan mencatatkan rekor kemakmuran dan peningkatan nyata kemiskinan yang belum pernah terjadi, bahkan sebaliknya kemiskinan di Negara-negara bekas blok Soviet dari 1987 sampai tahun 2001 meningkat 10  kali lipat (Stiglitz, 2006: 94-95). Disisi lain sebenarnya dalam hal privatisasi negara berperan sebagai pengatur dan memiliki berbagai macam tugas mengatur dalam kepentingan privatisasi (Ozcan, 2011). Tetapi karena ketidak professionalan para penyelenggara Negara dan bisnis, berakibat tidak mampunya Negara melakukan kontrol terhadap perkembangan dan dampak investasi asing bagi masyarakat pribumi menghasilkan dampak yang menyedihkan dan dalam jangka waktu yang lama. Demikian juga disampaikan dalam buku Sjahrir “Sementara lembaga-lembaga yang dirancang untuk mempercepat pemulihan ekonomi tidak mampu bekerja secara professional, transfaran dan imparsial, nepotisme dan korupsi tumbuh subur” (Sjahrir, 2002: 3).
  Dampak buruk yang ditimbulkan dari gagalnya neoliberal  Negara di Amerika Tengah dan Indonesia sebagai berikut: Pertama, meningkatnya jumlah kemiskinan dan kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin; antara pendapatan buruh perkotaan dengan pedesaan “liberalisasi pasar (mata uang dan komoditas, privatisasi, pemotongan anggaran sosial (demi pembayaran utang dalam dan luar negeri) adalah bentuk kebijakan yang melemahkan landasan ekonomi nasional. Semakin waktu bergerak semakin terlihat terasa kehancuran (Octavianus , 2005:41). Kedua,  memperparah ekonomi masyarakat banyak, sektor industri kecil dan petani menjadi terdesak, tidak memiliki kemampuan daya beli, padahal disektor inilah sebagian besar masyarakat bergantung.  Ketiga, peningkatan angka ketergantungan terhadap keuangan asing; import dan pasar; hal ini dukung tulisan  M Dawam Raharjo, “secara struktural karena eksistensi Negara menjadi tergantung pada kontinuitas kinerja system kapitalisme (Raharjo, 2011: 53). Keempat, ketidak merataan lapangan kerja antara perkotaan dan pedesaan.
Kelima, pemutusan kerja akibat industri kecil dan pertanian masyarakat mengalami kebangkrutan, dimana diketahui sektor industri kapitalis hanya menggunakan tenaga tertentu sehingga masyarakat kebanyakan tidak terserap. Keenam, sektor pertanian sebagai basis penduduk terabaikan, tidak adanya subsidi yang memadai; daya jual produk rendah; fasilitas kredit tanpa agunan tidak ada dan biaya produksi meningkat. Ketujuh,  pengorbanan kaum perempuan yang harus bekerja di sektor informal dan industri manufaktur dan eksport seperti kasus di Bolivia dan Elsavador, hal ini sangat berbeda dengan pendapat tulisan Machetti “places women ideologically in a position to fit in with the dictates of a neoliberal economy (Marchetti, 2009: 137). Kedelapan, menciptakan kerusakan lingkungan “growing inequality both within and across nations, and a deepening environmental crisis” (Kapur, 2009,  91); suplai air berkurang; air teracuni terjadi di Indonesia, Kostarika, Elsavador. Kesembilan,  perubahan penguasaan tanah dari petani kepada pengelola pertanian besar atau industry dan pada akhirnya kesepuluh, dapat menimbulkan ketidakpercayaan publik pada pemerintah seperti terjadi pelengseran rezim Soeharto tahun 1998; gelombang demontrasi; pemogokan transfortasi dan penyerobotan tanah Negara.
Kesimpulannya pendekatan pasar lebih banyak melibatkan lembaga transnasional dan kelompok-kelompok kepentingan yang mumpuni dan terlibat di dalamnya. Pasar lebih berorientasi pada keuntungan, dengan menerapkan mekanisme pasar “sisi penawaran dan permintaan”. Kalau dipahami oleh penyelanggara dan masyarakat bahwa ekonomi pasar akan berjalan seimbang apabila antara penjual dan pembeli terjadi kesepakatan, artinya telah pasar telah menemukan kualitas yang sama antara barang yang dijual dengan uang dimiliki pembeli. Mekanisme pengaturan pasar dalam negeri semestinya diarahkan pada kualitas komodity an sumberdaya yang ditawarkan, bila tidak berkualitas maka dibayar dengan murah, atau dalam pasar global akan kalah bersaing. Kualitas dalam hal ini menurut penulis adalah kualitas penyelenggara negara dan SDM seluruh komponen bangsa sehingga menciptakan dan memiliki posisi tawar dalam perdagangan dunia, mampu memberi proteksi terhadap produk dalam negeri, serta meningkatkan mutu produk dalam negeri. Memiliki kualitas peraturan dan perlindungan hokum terhadap semua aspek dalam negeri, menciptakan daya saing dan berekspansi ke dunia lintas batas negara. Apabila kondisi ini tidak dimiliki, betapapun negara ini memiliki sumberdaya alam akan menjadi peluang bagi kaum pendukung liberalism menikmati keuntungan dan menyisakan kesengsaraan bagi negara pribumi yang terlibat.

Daftar Bacaan
Chapra, Umer. 2009. Masa Depan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam. Gema Insani Press dengan Tazkia Cendikia.Kalibata, Jakarta
Goede, Marieke De, 2006. International Political Economy and PostStructural Politics. Palgrave, Macmillan
Hadiwinata, 2002. Politik Bisnis Internasional. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Horie, Masahiro, 2011. Management and Reform of Regulatory Administration in Japan. 2011 IIAS Lausanne
Kapur, Jyotsna & Sunny Yoon, 2009. “Gender, Neoliberalism and Contemporary Asian Cinemas”. In Visual Anthropology, 22: 91–94, 2009. RoutledgeTaylor & Francis group
Karl Marx's, 1999.  Das Capital Vol. III The Process Of Capitalist Production as a Whole.  International Publishers
Marchetti, Gina,  2009. “Gender Politics and Neoliberalism in China: Ann Hui’s The Postmodern Life of My Aunt”. in Visual Anthropology, 22: 123–140, 2009. RoutledgeTaylor & Francis group
Octavianus, Dominggus, 2005. “Melepas Perbedaan, Menemukan Persatuan Rakyat Pekerja Dalam Ancaman Krisis : Analisis Kelas terhadap Dinamika Perjuangan Kelas Buruh dan Rakyat Pekerja” dalam Jurnal Analisis Sosial Vol 10 No. 2 Oktober 2005
Ozcan, Elvin Evrim, 2011.  New Trajectories To The Rising Need Of Regulatory Regime “Conflict Of Regulatory Competences: Case Of Turkey”. 2011 International Congress of IIAS
Raharja, M. Dawam, 2011. Ekonomi Neo-Klasik dan Sosialisme Religius.Mizan Publika, Jakarta
Robinson et all, 2001. Hantu Neoliberal. Terjemahan Irvan, Uung & Ken Budha Kusumandaru. C.Books, Jakarta.
Sjahrir, 2002. Membangun Indonesi Baru. PIB, Jakarta
Stiglitz, Joseph E, 2006.  Making Globalization Work: Menyiasati Globalisasi Menuju Dunia yang Lebih Adil.  PT Mizan Pustaka, Bandung.
Sudibyo, Agus. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. LKiS, Yogyakarta.
Yoon, Sunny, 2009. “The Neoliberal World Order and Patriarchal Power: A Discursive Study of Korean Cinema and International Co-production”. In Visual Anthropology, 22: 200–210, 2009. RoutledgeTaylor & Francis group.

RESUME
HANTU NEOLIBERALIME
William I Robinson, et. al.,2003

I
Neoliberalisme, Elit Global, dan Transisi Guatemala:
Sebuah Analisis Kritis Makrostruktural
(William I. Robinson)


Kapitalisme Global Agenda Transisi Elite
Globalisasi melahirkan proses dari kapitalisme dari Negara dan Bangsa, dunia saling terkait dalam sistem sosial melalui harus perdagangan dan keuangan yang terintergasi dalam pasar Internasional. Dalam ekonomi global  bangsa-bangsa telah terintegrasi secara organik dalam globalisasi produksi dan distribusi itu sendiri bersamaan dengan bersatunya keseluruhan kompleksitas politik, hukum, dan budaya.
Perusahaan-perusahaan transnasional yang menguasai  dan mengatur sumber ekonomi dunia dan kesejahteraan umat manusia, serta lembaga keuangan international seperti IMF dan Bank Dunia mendorong terselenggaranya kondisi untuk mewujudkan akumulasi modal secara global. Pembagian negara, forum nasional dan forum ekonomi dunia membangun strategi untuk mempertahankan dan memproduksi sistem serta mengawasi keseluruhan operasi memberikan ruang untuk terwujudnya modal secara global.
Elit yang terdiri dari agen ekonomi global mengendalikan sistem pembuatan keputusan dan secara cepat memonopoli kekuasaan masyarakat global. Elit ini terdiri dari para pemilik dan manajemen perusahaan transnasional, birokrat, kelompok teknokrat, negara-negara di Utara dan Selatan dan forum antar bangsa lainnya. Globalisasi mengubah keseimbangan kekuatan antara berbagai kelas dan kelompok sosial, bahkan ada yang menjelma menjadi wakil elite transnasional. Seiiring masuknya kepentingan tersebut respon terhadap ekonomi global meningkat.
Elite global memburu semua wilayah di dunia yang merupakan agenda lintas bangsa yang melibatkan secara serempak komponen ekonomi dan politik. Komponen ekonominya adalah neoliberalisme. Dalam model neoliberalisme diikuti oleh penyesuaian struktural yang meliputi :
a.       Liberalisasi perdagangan dan keuangan, yang membuka ekonomi pada pasar dunia;
b.      Deregulasi, yang mengalihkan negara dari peran penentu kebijakan (tapi bukan dari aktivitasnya sebagai pelayan kapital)
c.       Privatisasi perusahaan-perusahaan yang sebelum dimiliki publik yang bisa menghalangi terjadinya akumulasi modal, tentu dengan syarat jika kondisinya lebih menguntungkan bila diprivatisasi.
Ironisnya restrukturisasi neoliberal meningkatkan angka kemiskinan dan kesenjangan di seluruh negara yang melakukan penyesuaian struktural, seiring dengan kembalinya arus distribusi kekayaan ke atas menajuh dari pasar lokal tersedot oleh ekonomi globa. Proyek politik mereka adalah mempromosikan demokrasi, atau sebenarnya lebih tepat disebut poliarki.  Sebuah sistem yang merujuk pada adanya sekelompok kecil yang benar-benar memiliki kekuasaan dan terlihat langsung dalam pembuatan kebijakan, sembari hanya memberi kesempatan kelompok mayoritas memilih mereka yang bersaing dalam sistem pemilihan umum yang diawasi secara ketat. Melalui kompromi dan akomodasi elite lokal dan kelompok mayoritas, poliarki jauh lebih siap hidup dalam lingkungan global serta bisa menjadi legitimasi kekuatan politik untuk mencapai stabilitas politik yang sangat diperlukan bagi berjalannya kapitalisme global. Sistem ini tidak mampu mengelola interaksi sosial yang semakin membentang luas melalui ekonomi global.

Proses Transnasional di Amerika Tengah
Hal yang paling mendasar dari dinamika makrostruktural yang terjadi terjadi didalam sebuah bangsa atau kawasan selama beberapa decade ini adalah bertautnya Negara-negara ke dalam masyarakat global. Integrasi ini mengakibatkan gugurnya sistem ekonomi, politik dan sosial nasional bersamaan dengan gugurnya tatanan Negara-bangsa praglobal sebagai konskwensi meningkatnya arus global. Klas-klas praglobal seperti ekonomi pertanian dan tukang cenderung lenyap, kekuatan neolibral dan poliarki melakukan hegemoni terhadap elit-elit lokal dibawah arahan elit transnasional. Sebuah budaya global yang hiper individual persaingan, konsumerisme telah menenggelamkan ideologi pembangunan nasional.
Negara-negara America Tengah telah mengalami transformasi, perubahan fungsional struktur nasional disesuaikan dengan tuntutan struktur global. Lima negara America Tengah secara gradual telah bergerak membentuk integrasi supranasional. Integrasi ini dapat bersifat politik, seperti terbentuknya berbagai forum baik formal maupun informal, untuk disebutkan di antaranya adalah Sistem de Integration Centro America (SICA), The central America Parliament, juga berbagai bentuk pertemuan tingkat tinggi maupun  tingkat menteri. Integrasi bersifat kerjasama ekonomi termasuk zona baru perdagangan bebas yang berbasiskan penyatuan zona baru perdagangan bebas yang berbasiskan penyatuan North America Free Trade Agreement (NAFTA) maupun ekonomi global secara umum. Tujuannya untuk mewujudkan satu America Tengah sebagai medan bagi berjalannya arus modal lintas negara yang tanpa batas.

Memeriksa Ulang Konflik di America Tengah
Tahun 1960 sampai dengan 1990-an penciptaan tuan-tuan tanah dan juragan pertanian berorientasi eskpor adalah model untuk mempertahankan dan memproduksi cara lama akumulasi modal kekuasaan melalui pemberian seperangkat hak-hak khusus dalam hubungan sosial gaya sistem politik otoriter.
Konflik kawasan 1970 dan 1980 terjadi, konflik ini bersifat bipolar antara kekuatan oligarkis melawan gerakan revolusi massa. Konflik ini adalah efek transformative  dinamika global pada kekuatan-kekuatan sosial yang ada. Kekuatan “Kanan Baru” secara bertahap mendapatkan dukungannya dan bertengger sebagai kekuatan transnasional lokal. Oknum transnasional datang dari dalam tubuh bangsa sendiri, dari sebuah jaringan keluarga sendiri. Mereka semata-mata ingin mengubah kawasan menjadi ekonomi dengan platform eksport. Ini memindahkan ekonomi dari hubungan yang bersifat oligarkis menuju sebuah hubungan yang kapitalis modern. Revolusi berhasil meruntuhkan hegemoni tuan-tuan tanah, industrialis-industrialis kaya dan perusahaan-perusahaan keuangan yang memicu terbentuknya CACM. Namun gerakan sosial ini gagal menstabilkan gerakan radikal. Hal ini disebabkan oleh: (1) intervensi besar-besaran di America Serikat; (2) konflik dan kelemahan di dalam tubuh gerakan sosialis itu sendiri dalam konteks memproyeksikan tatanan dunia baru; dan (3) perubahan komposisi pada kelas-kelas yang mendominasi, artikulasi sosio ekonomi mereka sekaligus proyeksi ideology politiknya.

Synopsis Perubahan di Tiap-tiap Negara
Di Nikaragua, transnasional mendorong negara ini dalam kancah ekonomi global bahkan lebih jauh lagi strukturisasi neoliberalisme. Di Elsavador, kelompok dominan membangun hegemoni atas elit-elit sekaligus menguasai jalannya transisi secara keseluruhan dan melicinkan transformasi neoliberal sejak tahun 1988.
Di Honduras, agenda pembaruan neoliberalisme menguat ketika partai liberal bergabung dalam pemerintahan. Di Kosta Rika, embrio inti transnasional terus mencuat seiring dengan kedudukan struktural dan kontrol mereka dalam partai dan negara. Di Guatemala, gerakan kontra pemberontakan menghentikan semua gerakan pembaharuan;  globalisasi dan prospek demokratisasi di Guatemala. Elite Guatemala menginginkan keamanan kawasan America Latin  sebagai kawasan kapitalisme global. Demokrasi yang autentik di Guatemala dan America Tengah, menuntut pelibatan mayoritas rakyat dalam organ-organ pembuatan keputusan vital yang akan menentukan kehidupan mereka. Demokratisasi politik harus menghasilkan  outcome yang mencerminkan kepentingan mayoritas sebagai landasan konstruksi demokratisasi sistem sosio ekonomi, dan redistribusi kekuasaan politik besar-besaran. Di Guatemala kekuatan politik berasal dari kekuasaan ekonomi, sementara kekuasaan ekonomi bersumber dari kontrol atas sumberdaya, kesejahteraan dan budaya masyarakat.

Catatan Penutup:  globalisasi dan Prospek Demokrasi di Guetamala
Neoliberal adalah sebuah model yang selalu menghalangi berbagai kebijakan reformasi agraria dan retribusi, dengan harapan bisa memperbaiki keadaan sosial. Akan tetapi model akumulasi modal ini tampaknya menghasilkan keadaan yang sama sekali masyarakat tidak terhubung  dengan kebijakan-kebijakan nasional, pengembangan program ekonomi tidak mampu membangkitkan ekonomi masyarakat lokal, menunjukkan keadaan ketidakstabilan inheren, polarisasi kaya dan miskin semakin meluas. Kekuatan politik, berasal dari keuasaan ekonomi, sementara kekuasaan ekonomi bersumber dari kontrol atas sumberdaya, kesejahteraan dan budaya masyarakat.
II.
The Chicago Boys dan “Keajaiban Ekonomi” Cile
Steve Kangas

Antara tahun 1973 hingga 1989, tim dari pemerintah yang terdiri dari para pakar ekonomi yang telah terlatih pada Universitas Chicago, berusaha merampingkan struktur pemerintahan atau melakukan desentralisasi di Cile semanusiawi mungkin. Rencananya meliputi privatisasi program sosial dan kesejahteraan, deregulasi pasar, liberalisasi perdagangan, menjalankan kembali organisasi buruh, dan memperbaharuhi hukum dan perundang-undangan, mereka melakukan ini tanpa kehadiran institusi kanan jauh “demokrasi”. Akibatnya Ekonomi Cile mengalami keterpurukan dan tidak stabil, terjadi kesenjangan pendapatan antara penghasilan kaum buruh dan pendapatan kelompok kaya, melesat tinggi akibat ketiadaan regulasi pasar dan Cilipun menjadi Negara yang terolusi di Amerika Latin. Ketiadaan demokrasi membuat Negara ini menjadi Negara yang sarat dengan catatan penindasan kelompok oposisi dan organisasi buruh, serta meluasnya terror dan  pelanggaran hak asasi manusia.

Sejarah Cile dan “Anak-anak Chicago”
Cile adalah Negara tempat revolusi dan ajang exsperimen dari tahun 1960-1970, Presiden Eduardo Frei memimpin sebuah “revolusi pembebasan”. Dari tahun 1970-1973, Salvadore Allende mencanangkan “jalan Cile menuju sosialis”. Dari tahun 1973 hingga 1989, Jenderal Augusto Pinochet dan rezim militer menjalankan “revolusi sunyi” (pelaksanaan pasar bebas dijalankan secara diam-diam dengan harapan terjadi sebuah perubahan sosial yang drastis). Baru setelah tahun 1990-an Cile kembali pada demokrasi, yang tentunya akan lama proses untuk mencapai kesembuhan.
Masa pemerintahann Frei 1964 berusaha melakukan nasonalisasi atas tambang-tambang tambang tembaga, dan pada masa Allende melanjutkan nasionalisasi secara demokratis dalam kerangka pemahaman barat. Bank-bank di nasionalisasi berbarengan dengan land redistribution, aksi ini ditentang oleh kalangan pengusaha dan kelompok sayap kanan, sampai terjadi pembrontakan yang dilakukan oleh Pinochet, pemerintahan baru serta merta memulai privatisasi perusahaan-perusahaan, namun sebenarnya Pinochet tidak memiliki rancangan ekonomi, inflasi meningkat dan terjadi krisis ekonomi. Dalam keadaan kritis muncul para pakar ekonomi yang di kenal dengan sebutan “anak-anak Chicago” yang terdiri dari 30 orang lulusan Chicago dan menguasai hamper seluruh perencanaan ekonomi Cile yang sepenuhnya menganut “pasar bebas”.
Tahun 1975, hasil seminar “penyembuhan dengan goncangan” menghasilkan proposal rencana pengurangan secara drastis pengeluaran uang dan pembelanjaan pemerintah, swastanisasi jasa-jasa pelayanan publik, deregulasi pasar secara besar-besaran, serta liberalisasi perdagangan internasional. Keterlibatan lembaga supranational macam lembaga IMF, bank dunia turut bermain menciptakan utang, kerusakan, ketidakmerataan, dan eksploitasi yang dilakukan atas nama “pembangunan neoliberal”. Fase pertama, mengurangi suplai uang dan belanja Negara;  selanjutnya meruntuhkan lawan-lawan politik yang potensial dan rekayasa ekonomi. Pada pertengahan 1976, ekonomi mulai membaik dan mulai 1978 hingga 1981 Cile mencapai apa yang disebut “anak-anak Chicago” sebagai “Keajaiban ekonomi”. Anak-anak Chicago menarik hampir semua peraturan yang membatasi penanaman modal asing, menciptakan paket-paket jaminan yang hampir tidak ada batasnya bagi pemodal asing dan perlakuan yang luar biasa permisif. “semakin dalam resesi semakin landau pula pemulihannya”, pemulihan akan membawa ekonomi pada keadaan semula “ini dikenal sebagai jaman “great depression”, hasilnya pada tahun 1980-1982 Amerika mengalami krisis.
Pertumbuhan luar biasa ketika masa “Reagen Years”, ada dua konsep untuk memahami gejala ini, pertama, ekonomi tumbuh dalam waktu cukup lama, seiring dengan bertambahnya penduduk dan semakin meningkatnya produktivitas buruh setiap jam sebagai berkah kemajuan teknologi dan efisiensi. Kedua, perbedaan nyata antara pengertian produktivitas nyata dan potensial produktivitas. Peran anak-anak Chicago kembali mengalami kegagalan, utang-utang makin banyak, perusahaan mengalami kebangkrutan, tekanan IMF memaksa Cile membayarkan 3 % dari GNPnya setiap tahun. Satu hal yang menarik adalah ketika ekonomi mengalami booming, perusahaan-perusahaan yang menguntungkan diprivatisasi. Tapi saat mengalami kebangkrutan, uang jaminan yang harus dibayarkan justru dibebankan pada masyarakat.

Menyusutnya Nilai Buruh
Rentannya ekonomi dan lambannya angka pertumbuhan menjadi warisan “anak-anak Chicago”, selanjutnya standar kehidupan para pekerja menjadi hancur, upah mereka mengalami penurunan terus-menerus. Di tahun 1989 bahkan lebih buruk dari tahun 1970, kontribusi buruh bagi pemasukan Negara menurun dari 53, 3 persen menjadi 30, 7 persen. Kesenjangan antara kaya dan miskin semakin meluas, kelompok anak-anak Chicago melakukan deregulasi pasar, oligopoly merajalela hampir di semua sektor ekonomi, pengangguran meningkat dan bursa kerja mengikuti hukum pasar “supply and demand”, yang berdampak pada rendahnya upah buruh, menyesuaikan dengan penawaran dan permintaan.

Kejahatan Kemanusiaan Rezim Pinochet
Peran Pinochet adalah menekan kelompok oposisi, dengan melarang partai-partai politik dan membekukan organisasi-organisasi buruh, dan menangkapi para pembangkang. Terjadi pelanggaran hak hasasi secara besar-besaran, memenjarakan, menyiksa, pembunuhan atau menyebabkan orang hilang ini dilakukan antara 1984-1989. Lalu kemudian Pinochet merubah strateginya yang tidak lazim dilakukan oleh Negara dictator lainnya. Memberikan kebebasan anak-anak Chicago kuasa penuh terhadap perekonomian dan secara mengejutkan mengembalikan kebebasan politik warganya, melegalkan kembali berdirinya organisasi-organisasi buruh dan partai politik, meskipun tetap dalam kontrol pemerintah. Pengalaman Cile menurut Milton friedman menyebutkan: dorongan untuk membuka kebebasan politik telah menggerakkan kebebasan ekonomi dan mampu menghasilkan sukses ekonomi yang akhirnya membuka jalan bagi sebuah referendum demokrasi politik, dimana setelah mengalami masa yang melelahkan Cile memiliki tiga hal penting: kebebasan politik, kemerdekaan kemanusiaan dan kebebasan ekonomi.

Deregulasi dan Polusi
Cile adalah sebuah Negara dengan 15 juta penduduk, tapi 5 juta diantaranya hidup di Santiago. Pasar bebas yang diterapkan di Cile berakibat pula pada langkanya undang-undang antipolusi, baik untuk industri maupun sarana transfortasi, akibatnya Santiago menjadi kota terpolusi, tahun 1992 menjadi kota kelima di dunia dalam pencemaran udara, dengan tingkat pencemaran 3-4 kali diatas ambang batas yang ditentukan oleh WHO, sampai pada keluarnya peringatan PT ilmu Fisika, agar pemerintah menetapkan status pragawat darurat dan gawat darurat, dengan melarang lalu lalang kendaraan di jalan raya, mengurangi penggunaan sat fisika dan meredam aktivitas industri. Namun sampai saat ini pemerintah Cile belum menunjukkan perhatiannya pada polusi ini.

Privatisasi Dana Pensiun Cile
Satu lagi keajaiban ekonomi Cile adalah swastanisasi sistem  program keamanan sosial yang mana Ekonom Jose Pinera sebagai pendorong swastanisasi ini, salah satu pejabat Menteri Tenaga Kerja jaman Pinochet. Menurut penulis Jurnalis Fred Solowery menulis bahwa di setiap ceramah dan tulisan Pinera model pension Cile mampu menyediakan segalanya secara berimbang: dana pension lebih tinggi 40-5 % dari jaminan keamanan sosial, dan perlindungan bagi lanjut usia, adalah sebuah bukti bahwa sektor swasta jauh lebih efisien dari sektor publik.

III
Penyesuaian Struktural  Di Meksiko :  Akar Krisis
Carlos Heredia &  Mary Purcell

Krisis ekonomi dan sosial yang menimpa Meksiko sekarang ini dimulai 13 tahun  lalu ketika pemerintah Meksiko, yang dihadapkan pada utang luar negeri yang sangat besar, melaksanakan satu paket tindakan-tindakan penyesuaian struktural yang dipromosikan Bank Dunia dan IMF. Kebijakan-kebijakan tersebut bertujuan mengontrol inflasi dan membangkitkan perdagangan luar negeri dalam membantu membayar  utang, telah menghasilkan bertambahnya pengangguran, kemiskinan, dan polarisasi ekonomi. Penghancuran terus-menerus terhadap dasar ekonomi dan sosial Meksiko – khususnya para produsen kecil desa dan kota mengalami keruntuhan ekonomi Desember 1994.
       Pengetatan kredit, penekanan upah, pemotongan di dalam anggaran sosial. Dan liberalisasi perdagangan dan pasar finansial, telah menyebabkan kapasitas produktif dalam negeri semakin rendah, memperparah ekonomi mayoritas rakyat Meksiko, meningkatkan ketergantungan kepada modal asing, impor, dan pasar. Ketegangan sosial dan politik pun tak terhindari, seperti yang termanifestasi secara sangat dramatis di dalam krisis Chiapas, sehingga negeri tersebut terancam disintegrasi karena kemerosotan ekonominya.
 
Akibat yang Melumpuhkan dari Penyesuaian Struktural di Meksiko
       Akibat depresi ekonomi pemerintah meksiko melaksanakan kebijakan penyesuaian struktural yang disarankan Bank dunia dan IMF, seperti pengurangan anggaran publik (termasuk layanan-layanan sosial); penghapusan subsidi; reformasi pajak; pembatasan kredit; privatisasi perusahan-perusahan negara; liberalisasi perdagangan; devaluasi; menyingkirkan hambatan-hambatan bagi investasi asing dan upah yang kompetitif. Privatisasi dan deregulasi telah menyebabkan terjadinya konsentrasi pendapatan dan kemakmuran yang tajam, suatu kecenderungan yang berlawanan dengan sangat pentingnya penciptaan pasar domestik yang kuat sebagai faktor di dalam menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Apa yang para pakar sebut sebagai suatu proses “menetes ke atas” adalah di Meksiko, suatu transfer besar-besaran (massif) sumber daya dari populasi upahan kepada para pemilik modal, dan kontrol publik kepada segelintir tangan-tangan swasta. Berikut ini disampaikan contoh-contoh buruk dari pelaksanaan program Penyesuaian Struktural.
a.      Kesehatan dan Gizi;     Salah satu dari kebijakan-kebijakan Penyesuaian Struktural yang pertama kali dilaksanakan adalah pemotongan anggaran publik secara drastis. Pada umumnya, Penyesuaian Struktural menyarankan pemotongan “hal-hal yang tidak produktif” atau terutama anggaran sosial sehingga tidak mempengaruhi pemasukan. Bank dunia berargumen bahwa perlu untuk mencari sumber dana alternative, termasuk kemungkinan memprivatisasi kegiatan-kegiatan sektor kesehatan seperti layanan pengobatan. Rakyat miskin sangat bergantung pada layanan-layanan ini terpukul keras oleh pemotongan-pemotongan tersebut, karena tidak punya anggaran untuk berobat.
b.      Hancurnya Para Produsen Kecil; ketika program liberalisasi perdagangan dan kebijakan pembatasan kredit diluncurkan, banyak industri-industri kecil dan para produsen pertanian menderita kebangkrutan karena tidak siap terhadap penghapusan hambatan-hambatan perdagangan. Mereka tak mampu bersaing dengan produk impor yang murah. Situasi ini telah membangkitkan praktik monopoli di dalam ekonomi Meksiko, merambah ke usaha-usaha berskala kecil dan menengah. Lebih dari sepertiga dari usaha-usaha berskala kecil dan menengah tersebut gulung tikar karena krisis.
c.       Pengangguran ; Meksiko merupakan kasus langka di mana ekonomi ditandai dengan suatu hubungan terbalik antara investasi dengan lapangan kerja. Sementara investasi meningkat sembilan persen dari tahun 1992 sampai 1994, penciptaan lapangan pekerjaan yang baru justru menurun. Kemudian, setiap hari sejak bulan Januari 1995 rata-rata 7,993 orang kehilangan pekerjaan. Pemerintah hanya mengukur dari pengangguran di kota, sementara problem yang terbesar justru di daerah-daerah pedesaan.
d.      Penurunan Upah; Meksiko menyaksikan suatu penurunan upah riil yang tajam dan terus berlanjut selama tahun 80-an.  Penurunan tajam itu diikuti dengan PHK massal dan tingginya tingkat pengangguran. Sampai pertengahan tahun 1994, upah minimum di Meksiko sama dengan US$4,42 per hari. Angka-angka resmi dari pemerintah menunjukkan, upah minimum telah kehilangan 53 persen daya belinya antara tahun 1982 sampai tahun 1988,  28 persen dari tahun 1988 sampai tahun 1994,  dan 13 persen selama empat bulan pertama tahun 1995.
e.       Meningkatnya Kemiskinan;        Bank Dunia memperkirakan jumlah penduduk Meksiko yang hidup di dalam kemiskinan meningkat rata-rata 660 ribu tiap tahun, selama 15 tahun terakhir. Lembaga Populasi PBB (United Nations Population Fund) mengatakan, jumlah penduduk yang hidup di dalam kemiskinan meningkat sampai 1,2 juta setiap tahunnya. Menurut suatu komisi studi yang dibentuk oleh agen antikemiskinan primernya pemerintah, Pronasol, sekitar setengah rakyat Meksiko hidup di dalam kemiskinan (42 juta) dan 18 juta hidup di dalam kemiskinan yang ekstrem.
f.       Distribusi Pendapatan yang Timpang; dalam dekade terakhir, kesenjangan antara kaya dan miskin telah melebar. Orang kaya yang cuma 20 persen dari jumlah penduduk mendapatkan 54,2 persen dari jumlah pendapatan nasional pada tahun 1992. Pendapatan orang miskin turun dari 5 persen pada tahun 1984 menjadi 4,3 persen dari jumlah pendapatan nasional pada tahun 1992. Asset-aset orang terkaya di Meksiko lebih besar dari total pendapatan tahunan 17 juta orang termiskin digabungkan. Namun Slim tidak sendirian: selama pemerintahan Salinas jumlah miliuner bertambah dari dua orang menjadi 24 orang.

Penyesuaian Struktural di Pedesaan Meksiko: Kasus Chihuahua
            Chihuahua merupakan salah satu Negara bagian terbesar, perubahan struktur yang berjalan lambat mampu menghasilkan sektor pertanian menjadi produsen yang lebih efisien bagi ekonomi internasional. Bank dunia meberikan pinjaman dengan mengarahkan reformasi bidang pertanian antara lain: 1) menghapuskan subsidi makanan secara global; 2) mengurangi intervensi pemerintah dalam pasar pertanian; 3) menghapus kontrol ekspor dan pembatasan produk utama; 4) mengurangi peranan tengkulak; 5) liberalisasi perdagangan pertanian; 6) mendorong subsidi bibit dan pupuk; 6) memotong subsidi pupuk; 7) meningkatkan efisiensi publik dalam sektor agrikultur; dan mendesentralisasi serta memotong jumlah pegawai pertanian. Kebijakan penyesuaian struktural menyebabkan berkurangnya produksi dan produktivitas petani serta konsentrasi kepemilikan tanah.

Dampak Penyesuaian Struktural terhadap kaum Miskin Kota:
Kasus San Miguel Teotongo (SMT)

Kesempatan kerja yang lebih baik semakin menghilang,  di pedesaan banyak rakyat Meksiko pergi ke perkotaan, mereka merupakan kelompok yang sangat tergantung pada kerja upahan, subsidi kebutuhan pokok dan layanan publik, semua ini menurun karena penyesuaian. Kebijakan penyesuaian struktural SMT ada tiga: pengurangan upah riil dan investasi publik; pemotongan subsidi dan liberalisasi harga-harga; dan pemotongan layanan-layanan publik. Akibatnya dari kebijakan-kebijakan termasuk : pengurangan pendapatan riil dan daya beli; dan daya beli; peningkatan relative harga-harga barang, kebutuhan pokok dan layanan-layanan dasar; dan pengurangan kualitas layanan-layanan publik karena biaya terus meningkat.

Kesimpulan
            Perubahan rencana perekonomian oleh pemerintah menyerahkan masa depan Negara ketangan-tangan pasar. Kasus Meksiko merupakan suatu pelajaran yang jelas yang sukses di dalam prestasi beberapa indicator kesuksesan secara ekonomi makro, tanpa perlu menterjemahkan sebagai peningkatan kesejahtraan masyarakat. Bahkan sebelum krisis belakangan ini, Penyesuaian Struktural di Meksiko telah menghasilkan: 1) tingkat pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi; 2) konsentrasi kemakmuran dan pendapatan yang tajam; 3) infrastruktur fisik dan sosial yang makin parah; 4) ketidakseimbangan yang terus-menerus di dalam neraca perdagangan dan neraca pembayaran; 5) ketergantungan yang makin besar pada pendanaan eksternal; dan 6) tidak adanya sebuah konsensus politik yang autentik sekitar konsolidasi kebijakan-kebijakan penyesuaian.
      
IV
Merobek-Robek Susunan Ekonomi Dan Sosial :
Pengalaman Nikaragua
Karen Hansen-Kuhn

The Development Gap (Kesenjangan Pembangunan)
Di tahun 1990an, merupakan masa transisi bagi Nikaragua seiring dengan berakhirnya peran saudara dan blokade ekonomi AS.  Pemerintahan Presiden Violetta Chamarro mencoba menjalankan pemerintahan dengan tujuan berbeda dengan sebelumnya, Presiden Sandinista. Dengan mempromosikan program rekonsialisasi politik dan reaktifikasi ekonomi yang menurun karena perang, memiliki komitmen untuk untuk mempromosikan kebijakan ekonomi pasar bebas yang menentukan prestasi bertujuan-tujuan. Dengan proposal program rekonsiliasi politik dan kembali mengaktifkan ekonomi melalui kebijakan ekonomi pasar bebas. Penyesuaian terhadap kebijakan struktural yang ditawarkan Bank Dunia, IMF dan Agen Pembangunan Internasional AS sejak tahun 1990 justru meningkatkan kemiskinan, pengganguran dan keretakan politik yang parah dalam masyarakat.

Latar Belakang
Pemerintahan Sandinista memasuki tahun 1990  telah berusaha memantapkan ekonomi campuran melalui penyeimbangan sektor negara dengan swasta dengan peningkatan kondisi sosial dan ekonomi rakyat miskin. Prestasi impresif disatu sisi diraih misalnya meningkatnya jumlah penduduk melek huruf, namun penekanan yang sangat pada proyek besar dan pengontrolan harga menimbulkan ketegangan antara pekerja kota dan pedesaan. Turunnya harga kopi internasional dan biaya militer yang tinggi, memaksa Sandinista membuat serangkaian tindakan untuk menstabilkan dengan mengurangi hiperinflasi dan mengembalikan keseimbangan makro ekonomi.

Manajemen Ekonomi Asing
Setelah Chamorro terpilih melaksanakan program stabilisasi, termasuk pengenalan sebuah mata uang asing, pemotongan-pemotongan anggaran pengeluaran pemerintah dan kebijakan pembatasan kredit. Lebih lanjut setahun berikutnya program ini diintensipkan dan diperluas sebagai suatu syarat dari dukungan finansial jangka pendek. Tahun 1990an, tidak Nikaragua tidak mendapat pinjaman baru, terhubung macetnya pembayaran utang luar negeri, menyebabkan USAID semakin jauh terlibat dalam program penyesuaian ekonomi yang diperluas. Paket stabilitas dan pemulihan yang kedua, mengikat Nikaragua untuk melakukan privatisasi ekonomi dan melakukan Penyesuaian Struktural antara lain pengurangan pekerjaan di sektor publik, liberalisasi perdagangan dan sektor finansial, sebagai syarat pendanaan dari lembaga keuangan internasional di tahun berikutnya. Tindakan ini dimaksudkan untuk menahan inflasi, menyelamatkan perdagangan luar negeri sehingga mampu membayar hutang dan untuk mengurangi peran negara dalam ekonomi dengan menjual perusahaan milik negara dan mengurangi pengeluaran pemerintah. Untuk sementara kebijakan ini pada awalnya berhasil menurunkan inflasi, sampai pada saat pemilihan presiden tahun 1990.

Kebijakan yang menyebabkan Depresi
            Prestasi besar dari program-program Kebijakan Penyesuaian Struktural yang memakan biaya sangat besar berhasil menurunkan inflasi dari 13.rb % menjadi 12 % secara drastis di tahun 1994, justru menimbulkan depresi di sisi lain. Di tahun 1993, GDP per kapita turun sampai 71% dari rata-rata tahun 1985-1989, insvestasi juga menurun sampai 63 % dari rata-rata diakhir tahun 1985. Sementara GDP riil naik 3,2% tahun 1994, tingkat tertinggi dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan GDP per kapita datar saja.
            Kredit pertanian yang terpotong hingga 62% menyebabkan banyak petani kecil dan menengah terpukul. Tingkat bunnga yang tinggi menyokong investasi spekulan dalam impor barang konsumsi mewah sehingga investasi over produktif. Produksi industrial rata-rata sejak tahun 90 adalah 14%, kurang dibandingkan periode 1985-1989.
            Sebagai bagian dari program stabilisasi dan penyesuaian struktural, kredit untuk sektor pertanian dipotong sampai 62 %. Kebutuhan-kebutuhan birokratis yang baru dan tingkat bunga yang sangat tinggi berarti para petani berskala kecil adalah yang paling terpukul oleh pemotongan-pemotongan. Kondisi ekonomi  yang demikian menjadikan Nikaragua menjadi negara yang mempunyai hutang tertinggi di dunia mencapai US$ 11 miliar. Kepatuhan terhadap program Penyesuaian Struktural menyebabkan tingkat bunga tinggi dan membatasi kredit yang disediakan untuk ekonomi lokal menyebabkan rakyat tidak menerima manfaat dari konsesi ini di masa depan.


Sebuah Bencana Sosial
Performa ekonomi Nikaragua selama tahun 1990-an, dibawah penyesuaian struktural sangat menyedihkan, indicator-indikator sosial makin terpuruk. Kinerja ekonomi Nikaragua lebih dari 285 ribu buruh di sektor publik kehilangan pekerjaan sejak tahun 1990, terpaksa masuk ke sektor swasta dengan kesempatan kerja sangat minim.  Lebih dari 70% pekerja perempuan yang di PHK atau pemotongan upah, tunjangan dan jam kerja dibanding dengan 65% pekerja laki-laki. Studi oleh Nan Wierena menyebutkan perempuan juga menderita akibat privatisasi perusahan-perusahaan milik Negara, membuat terpaksa untuk bekerja disektor informal.
            Daya beli masyarakat dari upah bekerja menurun, rakyat Nikaragua hidup dalam kemiskinan. Dampak  sosial ini berhubungan erat dengan guncangan yang dasyat di dalam produksi. Meningkatnya buruh yang tak mampu mendapatkan pekerjaan baik di sektor industri, memaksa mereka beralih di sektor informal.

Respon Masyarakat
Kegagalan stabilitas ekonomi menyebabkan serentetan demonstrasi, pemogokan transportasi, menyebabkab resesi ekonomi dan tingkat pengangguran yang tinggi  dan meningkatkan polarisasi politik Nikaragua. pemogokan transportasi menolak kenaikan harga bahan bakar, yang secara efektif menghentikan distribusi barang dalam negeri sela 8 hari. Para mantan tentara tidak mendapatkan sesuatu yang dijanjikan pemerintah seperti tanah, kredit dan sumber daya lainnya sehingga banyak dari mereka menuntut komitmen pemerintah. Pada tahun 1992 mereka melakukan aksi-aksi, menginvasi ladang-ladang, memblokir trasportasi, menyandera orang. Meskipun februari 1994 telah dibuat perjanjian namun mereka mereka tetap skeptis terhadap pemerintah.
            Ketidakstabilan politik berlangsung di daerah-daerah pedesaan. Selama paruh pertama tahun 1994 dilaporkan terjadi 400 penculikan oleh kelompok bersenjata. Kekerasan berkombinasi dengan kejahatan di seluruh antero negeri, menambah depresi ekonomi. Munculnya pemberontakan dengan menyatakan “kami tidak meminta derma: kami hanya ingin dibantu agar bisa bekerja”.

Reaksi Pemerintah
Dalam merespon aksi-aksi masyarakat dan krisis ekonomi, pemerintah Nikargua mencoba dengan membangun konsensus seputar kebijakan ekonomi. Negosiasi dengan mantan tentara, serikat buruh dan lainnya. Pada awal 1994 beberapa ornop dan akademisi dimasukkan dalam serangkaian konsultasi mengenai pinjaman Penyesuaian Struktural dari Bank Dunia dan IMF. Namun masih menimbulkan sinisme dan kebimbangan dari berbagai kalangan. Analisis mereka pada umumnya menilai bahwa Penyesuaian Struktural tidak lebih dari sekedar program-program yang direncana Bank Dunia dan IMF, mereka hanya diberi sedikit ruang gerak dalam mengubah sifat program.

Lebih dari Sekedar Sama
            Dengan tujuan memperdalam komitmen terhadap banyak reformasi kebijakan yang dilaksanakan, pemerintah kembali mengadopsi sebuah program dari IMF, yaitu Fasilitas Penyesuaian Struktural yang Diperbaiki. Berpasangan dengan sebuah pinjaman ERC dari Bank Dunia, disetujui pada Juni 1994, membuat syarat-syarat kebijakan baru dalam dua pinjaman yaitu: PHK 13.569 pegawai publik, privatisasi perusahaan yang masih dimiliki negara, pengurangan pengeluaran pemerintah,  penghapusan dana-dana yang diperuntukkan bagi universitas, menaikkan pajak bahan bakar, dan produk lainnya, serta biaya untuk layanan kesehatan dan pendidikan, reformasi sektor keuangan, temasuk kebutuhan  bahwa pemerintah tidak merekap bank-bank pemerintah, resolusi perselisihan hak kepemilikan, pengurangan kekuasaan sesukanya dari kementrian-kementrian pemerintah di dalam bidang kebijakan fiskal, pengurangan tarif fan perubahan kebijakan perburuhan.
            Banyak syarat-syarat yang mendikte perubahan dalam perundang-undangan Nikaragua tersebut semakin mengkompilasi upaya-upaya lokal untuk mencapai konsesus nasional terhadap isu-isu ekonomi. Akibat tekanan ini, tidak hanya menimbulkan campur tangan Bank Dunia dalam urusan politik internal Nikaragua, namun juga beberapa perubahan legal dalam jaminan Kementrian Perburuhan yang jelas-jelas melanggar hak buruh yang diakui secara Internasional.
             
Masa depan : Sebuah Misi alternatif
            Meskipun Nikaragua masih menjadi Negara yang terpecah kedalam akibat kebijakan ekonomi, penyesuaian struktural dapat menghantarkan meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan kestabilan sosial.  Masyarakat kini beralih dari protes kepada pengajuan proposal untuk membangun elemen dari program ekonomi alternatif dari ketidakflesibelan lembaga-lembaga keuangan internasional. Banyak organisasi dari spektrum politik mengadvokasi peningkatan kredit kepada sektor pertanian. Melalui CRIES, dikirim proposal-proposal ke pertemuan negara-negara donor saat sidang di Paris bulan Juni 1994, untuk mengkoordinasi program-program bantuan di Nikaragua, namun rekomendasi ini mempunyai dampak kecil.Program-program bantuan antara lain: pengurangan dan negosiasi ulang utang luar negeri; proteksi tariff yang selektif di dalam sektor-sektor kunci,  reformasi finansial dan menyalurkan tabungan-tabungan domistik ke sektor produktif; suatu program untuk mendorong produksi terutama para produsen yang berukuran kecil dan  menengah dan ekspansi layanan-layanan kesehatan masyarakat dan pendidikan.
V
Mengikis Sebuah Tradisi Egaliter Pengalaman Kosta Rika
Karen Hansen-Kuhn

            Pada tahun 1985, Kosta Rika menjadi negara pertama di Amerika Tengah yang melaksanakan suatu rangkaian program-program Penyesuaian Struktural yang ditentukan sebagai suatu syarat pinjaman oleh IMF, bank Dunia dan Agen Pembangunan Internasional AS. Tindakan-tindakan Penyesuaian Struktural berlangsung di atas tumit suatu program stabilisasi yang dirancang IMF, yang mulai dilaksanakan oleh pemerintah pada tahun 1980.
            Bank Dunia dan IMF memuja negara Kosta Rika sebagai suatu kesuksesan Penyesuaian Struktural, memuji peningkatan indikator ekonomi dan ekspansi eksport pertanian yang baru. Tingkat melek huruf tertinggi (93%), tingkat kematian terendah (16 per1000), tinkat harapan hidup terlama (76 tahun untuk laki-laki; 78 tahun untuk perempuan). Dua target utama program Penyesuaian Struktural terus berlanjut sampai tingkat tinggi. Distribusi pendapatan memburuk secara signifikan, terutama di daerah-daerah pedesaan, dimana banyak petani berskala kecil dan menengah menghadapi pemotongan-pemotongan pinjaman dan subsidi atas produksi pangan dan kurangnya modal, teknik dan ketrampilan pemasaran yang diperlukan untuk bertransisi ke hasil-hasil pertanian ekspor “non tradisional” yang dipromosikan oleh pemerintah dan USAID.
             
Latar Belakang
            Kosta Rika lama dipandang sebagai sebuah oase ketenangan di dalam kemelaratan Amerika Tengah yang tercabik-cabik oleh perang. Pemerintah membangun sebuah sistem kesejahteraan sosial yang secara umum berjalan baik yang meliputi sarana-sarana publik, perawatan kesehatan dan pendidikan gratis, perumahan yang murah dan program asuransi, pensiun dan tabungan. Juga menetapkan program bantuan kredit dan teknis kepada para petani dan dijamin, harga-harga disubsidi untuk mendorong produksi hasil-hasil pangan. Program-program ini memberikan suatu jarring pengaman sosial yang kuat bagi rakyat miskin dan memacu pertumbuhan pusat kelas menengah yang terdiri dari para professional, pengusaha dan pegawai sipil. Model ekonomi yang dibangun sekitar swasembada pangan, industri-industri substitusi impor yang sangat diproteksi dan investasi negara yang besar di sektor manufaktur dan agro industri. Antara tahun 1949 dan 1979, kostarika besar ada dijajaran puncak tingkat pertumbuhan ekonomi di Amerika Latin, dengan GDP rata-rata mencapai 9 % pertahun.
Namun antara tahun 1977 dan 1981, utang kosta Rika berlipat empat kali, jumlah total 60% dari pendapatan ekspor. Presiden Rodrigo Carazo menangguhkan pembayaran utang ke hampir semua dari para kreditor asing, terutama bank-bank komersial. Negara-negara raksasa-Meksiko dan Brazil-bank-bank komersial dan IMF memberi keringan kepada Kosta Rika berupa kelonggaran jangka waktu pembayaran.

Pendahuluan dari Stabilisasi Ekonomidan Penyesuaian Struktural
Setelah Presiden Kosta Rika memegang pemerintahan bulan Mei 1982, Pemerintahan Reagen cepat-cepat menyodorkan suatu kesepakatan dengan pemerintahannya. Selama dekade 1980-an hubungan Kosta Rika dengan IMF dan Bank Dunia tidak begitu mulus. Dua perjanjian dana yang pertama, tahun 1980 dan 1981, dibatalkan karena penolakan Presiden Carazo memenuhi tindakan penghematan yang didiktekan oleh IMF, yang meliputi devaluasi mata uang dalam negeri dan pemotongan drastis pengeluaran pemerintah. Presiden Carazo mengusir IMF dari Kosta Rika setelah negosiasi dengan IMF gagal.  Pemotongan-pemotongan di dalam pengeluaran pemerintah; privatisasi perusahaan milik Negara; dan suatu reorientasi produksi yang jauh dari memuaskan kebutuhan-kebutuhan dalam negeri dan mengarah ekspor pertanian non tradisional dan manufkatur.

Indikator-Indikator Kegagalan Ekonomi
Bantuan AS yang massif membuat pengorbanan penduduk secara terus menerus, program ekonomi yang ditawarkan IMF  dan Bank dunia dianggap gagal, program mengntungkan komersial atas biaya yang ditanggung seluruh penduduk. Program penyesuaian struktural, bea import telah dikurangi dan konsesi-konsesi pajak dan subsidi-subsidi yang dihibahkan kepada pariwisata, pertanian dan manufaktur untuk ekspor. Bukan hanya tindakan ini membatasi sumber daya dari pemerintah di dalam bentuk pendapatan yang sangat dibutuhkan, namun juga tindakan penyesuaian struktural telah membantu meningkatkan impor dengan cepat. Hasilnya, inflasi dan defisit perdagangan serta fiskal berkembang sampai pada tingkat tak dapat diterima. Inflasi terus berfluktuasi dengan tajam pada tahun 1990-an, naik 17 persen pada tahun 1992, enam persen pada tahun 1993, dan 20 % pada tahun 1994. Defisit perdagangan Kosta Rika naik hampir 400% pada dekade tersebut sejak program Penyesuaian Struktural dilaksanakan.

“Pertanian Perubahan”
Program pertanian berpusat pada ekspansi produksi hasil pertanian ekspor untuk pasar di luar Amerika Tengah. Di bawah pinjaman penyesuaian struktural kedua, pemerintah memperkenalkan suatu kebijakan pertanian baru, “Pertanian Perubahan”. Kebijakan ini di desain untuk memperomosikan produksi sekumpulan hasil-hasil pertanian mewah seperti asparagus, stroberi, kacang macadamia, melon dan sayur-sayuran mini untuk ekspor, terutama untuk pasar Amerika Serikat selama bulan-bulan musim dingin. Pemerintah memberikan sederetan insentif untuk hasil-hasil pertanian yang baru ini, yang meliputi penghapusan pajak ekspor, menghapus bea impor bagi pupuk dan bibit, pembebasan pajak pendapatan atas produksi untuk ekspor, tingkat bunga yang lebih ringan, dan akses khusus ke perdagangan luar negeri.
a.      Memaksa Para Produsen Kecil Melepas Tanahnya;  Tindakan-tindakan Penyesuaian Struktural berdampak pada  banyak petani berskala kecil dan menengah terpaksa bekerja baik kepada para produsen besar atau menjual tanah mereka dan bermigrasi ke kota-kota.
b.      Biaya Lingkungan Hidup; produksi hasil-hasil pertanian ekspor yang baru di Kosta Rika secara tipikal melibatkan penggunaan massal bahan-bahan kimia pertanian  seperti Tamaron, paraquat dan Lannate (metomil), menimbulkan kerusakan lingkungan; suplai air telah teracuni bahan-bahan kimia pertanian; petani dilaporkan menderita problem kesehatan yang mereka kaitkan dengan insektisida dan fungisida dan dijangkiti oleh erosi tanah yang ekstensif dan kotoran-kotoran serta limbah kimia mengalir ke sungai-sungai.




“Rekonversi Industrial”
Menurut Mario Lungo (CSUCA), tahun 1980-an menghasilkan suatu proporsi besar pekerjaan-pekerjaan berkualitas rendah, ketidakstabilan dan penghasilan yang rendah, yang dapat menjelaskan fakta bahwa tingkat pengangguran naik kembali.
Ekspansi ekspor industri nontradisional merupakan gambaran utama dari program penyesuaian Kosta Rika. Program “rekonversi industrial” Kosta Rika dimulai sebagai bagian dari Rencana Pembangunan nasional pemerintah tahun 1986-1990, yang diperkuat oleh dukungan Bank Dunia. Hak-hak buruh dalam zona perdagangan bebas dan industri telah ditentukan oleh penetapan-penetapan dari asosiasi “solidaritas” yang di danai dari anggota buruh dan pengusaha.

Polarisasi Ekonomi dan Ketidakstabilan
            Program Penyesuaian Struktural Kosta Rika telah mengakibatkan polarisasi ekonomi yang terus meningkat. Banyak pegamat mulai serius memperkirakan situasi ini akan meruntuhkan struktur ekonomi Kosta Rika yang relatif egaliter dan tradisi demokratis yang relatif stabil. Kesenjangan antara kaya dan miskin melebar tajam. Angka kemiskinan berfluktuasi, persentase rumah tangga yang hidup di dalam kemiskinan meningkat dari 18,5 % tahun 1987 menjadi 23,8% tahun 1992. Angka kemiskinan menurun tajam menjadi 15,8% tahun 1994. Indikasi turunnya kualitas hidup, tahun 1980-an mengacu pada ketidakmampuan sistem kesehatan publik mengatasi masalah-masalah ini.

Makin Besarnya Penentangan Masyarakat
            Bualan Calderon “bank dunia adalah bank pembangunan antar Amerika dan IMF, setahun setelah bualan yang menyala-nyala, Figueres memenangkan pemilihan presiden dan mengumumkan bahwa kita sudah kenyang dengan kebijakan-kebijakan neoliberal yang telah membuat miskin Kosta Rika. Namun setelah terpilih pemerintahan juga mengalami hal yang sama,           Figueres dibawah tekanan dari lembaga-lembaga keuangan internasional, dengan berat hati melanggar janji kampanyenya dan setuju melaksanakan program penyesuaian struktural yang baru. Bank Dunia, IMF terus menerus menekan pemerintahan Figueres untuk melaksanakan program, bersikeras pada pelaksanaan tindakan-tindakan seperti mem-PHK 8000 pekerja sektor publik dan menaikkan pajak penjualan dan pajak bahan bakar.

Kesimpulan
            Sementara stabilitasi politik Kosta Rika semakin limbung, tingkat bantuan asing yang istimewa dan standar hidup yang relatif tinggi seharusnya membuat negara menjadi ­­­­­­­­­­­­­­suatu “skenario kasus terbaik”bagi penerapan kebijakan kebijakan Penyesuaian Struktural, Progam Penyesuaian Struktural tidak membuat Kosta Rika keluar dari krisis dan menjadi lebih stabil. Sebaliknya, kondisi sosial dan ekonomi Kosta Rika terus turun selama dekade yang lalu dan telah mengikis tradisi demokratis negara tersebut, sebuah tradisi yang secara konsistem diekspresikan oleh rakyat dari berbagai segmen penduduk.
            Jika Kosta Rika ingin keluar dari situasi ini, pemerintahnya mesti di berikan kebebasan bergerak oleh lembaga lembaga keuangan international untuk merespons tuntutan masyarakat bagi suatu kumpulan kebijakan kebijakan ekonomi yang baru.

 VI
Membujuk Untuk Memproduksi Obat Bius Ilegal :
Pengalaman Bolivia
Tony Avirgan, Laura Parsons & Ross Harmond

            Pada tahun 1985, kebangkrutan ekonomi melanda Bolivia, dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia sehinga mengakibatkan mata uang hampir tidak bernilai. Bisnis-bisnis tutup dan pengangguran meningkat. Setelah berkonsultasi dengan Bank Dunia dan IMF, maka disetujuilah sebuah program Penyesuaian Struktural untuk Bolivia, guna menata kembali ekonomi. Rencana tersebut didukung oleh Dekrit Presiden 21060 pada Agustus 1985, dan secara resmi mengumumkan Kebijakan Ekonomi Baru :   menghapuskan pembatasan import dan eksport; menetapkan tingkat perdagangan tunggal dan fleksibel; membekukan upah sektor publik selama 4 bulan, (kemudian dikurangi sampai 3 bulan); memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan Negara 1 bulan untuk menggemukkan program-program rasionalisasi (yaitu pemecatan) staf; memperkenalkan “kontrak bebas” pada semua firma, mengijikan manajemen untuk mempekerjakan dan memecat semuanya. Banyak Dekrit telah dirancang untuk menggerakkan ekonomi untuk mendorong eksport dan import serta mendorong investasi asing dan lokal.

Hasil
            Ekonomi sekarang Bolivia menjadi menyedihkan dibandingkan satu decade sebelumnya. Terapi kejut yang menghapuskan pekerjaan, kontrol harga dan tunjangan-tunjangan pekerja dan berakhir dengan hiperinflasi sekaligus menjadi awal dari resesi.  Ekonomi yang berjalan lamban, bagaimanapun juga mengangkat perkembangan ekonomi. Liberalisasi impor membuka pintu bagi kompetisi dengan barang-barang murah, barang-barang manufaktur impor dan akibatnya bangkut lebih dari 120 pabrik lokal. Selanjutnya suatu tampilan diluar angka-angka makro ekonomi terhadap ekonomi riil memberikan suatu indikasi yang lebih jelas, mengapa rakyat Bolivia menderita dibawah kebijakan penyesuaian yang dipaksa dari luar.. Banyak pertambangan dan pabrik milik Negara ditutup dan pegawai di PHK, sehingga meningkatkan jumlah pengangguran dan pertumbuhan yang cepat dalam kegiatan sektor informal. Karena upah anjlok dan tumbuhnya ketidakamanan kerja serta pelayanan sosial berkurang, rakyat Bolivia tenggelam ke dalam jurang kemiskinan dan masyarakat menjadi semakin terpolarisasi. Stabilitas ekonomi telah gagal menarik investor dan privatisasi perusahaan negara hilang perlahan karena kurangnya pembeli potensial. Negara menjadi sangat bergantung pada bantuan luar negeri dan secara resmi tidak mengakui pemasukan dollar dan kokain.


Meningkatkan Kemiskinan Di Pedesaan
            Program penyesuaian di Bolivia menghancurkan, terutama pada petani kecil. Program tersebut telah menyebabkan sebagian besar kredit dan investasi pedesaan beralih pada kegiatan-kegiatan agrobisnis dan pada petani dalam skala besar-menengah yang berproduksi untuk eksport. Salah satu bank yang biasanya memberikan pinjaman kepada petani kecil yaitu Banco Agricola Boliviano telah ditutup, karena tingkat suku bunga rata-rata diatas 20% pertahun. Kaum tani Bolivia hanya menerima 4%dari kredit yang disediakan oleh negara, disamping fakta bahwa para petani memproduksi 70% dari hasil pertanian dinegara tersebut. Pada saat yang sama, subsidi bahan bakar minyak dipotong, sehingga mengakibatkan peningkatan biaya transport produk pertanian. Anjloknya produksi pangan dan meningkatnya kemiskinan pedesaan merupakan akibat dari pelaksanaan program Penyesuaian Struktural Bolivia.

Menyesuaikan Para Petani Dengan Koka
            Wilayah pegunungan Andes Amerika Latin merupakan sumber terbesar kokain dunia. Selain milliaran dollar yang dikeluarkan dalam upaya mengikis dan melarang perdagangan kokain yang disebut dengan program “pembangunan alternative”, perang terhadap obat bius telah gagal menahan arus narkotika diwilayah ini.  Selama 3 tahun pertama Kebijakan Ekonomi Baru, produksi kokain di Bolivia meningkat 13% lebih cepat dari hasil pertanian komersial manapun. Kenyataannya harga yang didapatkan para petani hasil pertanian eksport yang legal tidak kompetitif dengan harga kokain. Lebih ironis lagi kokain merupakan hasil pertanian eksport yang tidak membutuhkan modal dalam jumlah besar.
           
Pengembangan Alternative
            Lebih dari 4 tahun Amerika Serikat telah mengeluarkan dana sebesar US$ 2 milliar dalam upaya memberantas produksi obat bius. Banyaknya uang yang dikeluarkan untuk mendukung program penyesuaian yang memberikan insentif kepada petani untuk menanam hasil pertanian eksport non tradisional seperti lada dan kacang macademia. Pengembangan alternative menjanjikan keuntungan besar atas hasil pertanian yang baru, namun ketika panen tiba dan pasar sulit didapatkan, USAID menerapkan daftar yang sama hasil pertanian eksport yang disetujui di seluruh Amerika. Hasilnya supply yang berlebihan dan harga yang lebih rendah bagi produsen.

Reaksi Masyarakat
            Kesabaran masyarakat terhadap program reformasi ekonomi semakin menipis. Pada tahun 1994, parlemen Bolivia meloloskan rancangan undang-undang privatisasi, sama dengan rancangan undang-undang yang menyetujui rencana yang didanai oleh Bank Dunia untuk mereformasi sistem pendidikan. Ketika pemerintah mulai melaksanakan reformasi, ketidakpuasan penduduk berkembang. Sampai bulan April 1995, para guru menentang klausul antis erikat dalam RUU reformasi pendidikan dan melakukan pemogokan.

Kesimpulan
            Setelah satu decade lebih, fakta menunjukkan bahwa Program Ekonomi Baru telah meningkatkan kemiskinan dan gejolak sosial. Bolivia semakin terjerumus dalam Penyesuaian Struktural. Reformasi ekonomi telah membuat petani kecil tidak terlibat dalam produksi pangan dipasar lokal. Sementara upah dan lapangan pekerjaan anjlok. Petani tidak mempunyai alternative kecuali beralih pada produksi koka.
            Tekanan internasional bergandengan dengan resiko pemberantasan menyebabkan petani koka dihadapkan pada resiko yang berbahaya. Para petani membuka opsi yang perlu dipertimbangkan, yaitu bahwa tidak ada perubahan yang signifikan dalam kehidupan mereka, kecuali kebijakan Penyesuaian Struktural yang membatasi opsi dan menyebabkan kehidupan semakin miskin dan diberantas oleh mereka sendiri.

VII
Munculnya Suatu Alternatif : Pengalaman El Salvador
Roberto Rubio & Karen Hansen-Kuhn

Ketika Meksiko mengalami krisis, adanya tuntutan dari masyarakat untuk mengkaji ulang penyesuaian struktural yang didesak oleh Bank Dunia, IMF dan lembaga keuangan lainnya serta masyarakat menginginkan adanya program-program alternatif yang dirancang untuk mempromosikan pembangunan yang adil dan berkesinambungan layak dipertimbangkan dengan serius. FUNDE (Yayasan Pembangunan Nasional) mengeluarkan draf berjudul “Sebuah Agenda Ekonomi Nasional Baru untuk Elsavador”  mengkritik model neoliberal dan merekomendasikan serangkaian tindakan-tindakan yang dirancang untuk mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan dan demokratis, adil dan berwawasan lingkungan.

Latar Belakang: Pertumbuhan atau Pembangunan?
Mantan Presiden Alfredo Christiani, mulai melaksanakan stabilisasi ekonomi dan kebijakan-kebijakan struktral tak lama setelah memegang pemerintahan pada tahun 1989.  Bentuk-bentuk kebijakan struktural yang dilakukannya antara lain menghapuskan kontrol harga, meningkatkan tarif air, listrik dan transportasi serta menata ulang sistem pajak. Pada Agustus 1993, Bank Dunia membuat daftar prestasi-prestasi besar dari babak pertama penyesuaian struktural di El Salvador: uinfikasi tingkat perdagangan, unifikasi dan pengurangan tingkat tarif, penyederhanaan sistem pajak nilai tambah, privatisasi beberapa bank milik pemerintah, melaksanakan reformasi sistem pertanian, dan pengelolaan suatu dana pengelolaan Dana Investasi Sosial untuk “mengurangi dampak negative penyesuaian struktural yang poptensial terhadap masyarakat miskin. Namun pertumbuhan ekonomi di El Salvador bersifat eksklusif karena hanya memperkaya segolongan kecil penduduk. Sementara masyarakat miskin dan para petani ditinggalkan.  kesenjangan yang semakin lebar di dalam hal kekayaan dan pendapatan merupakan penyebab utama dari perang sipil di negara tersebut. Memberi dampak pada kaum perempuan, karena mayoritas pekerjaan-pekerjaan tak stabil di pabrik-pabrik manufaktur-ekspor. Progam neoliberal di bidang lingkungan hidup demikian berat dirasakan khususnya oleh kaum perempuan, yang biasanya lebih terlibat ketimbang laki-laki di dalam dinamika ekosistem di mana mereka hidup. Berkurangnya suplai air dalam produksi pertanian dan pengerusakan hutan, sehingga sangat mepengaruhi kaum perempuan pedesaan atau perempuan dari zona miskin kota yang mengangkut air setiap hari.
Pinjaman Penyesuaian Struktural Bank Dunia, yang disetuiui pada  23 Agustus 1993, yang mewajibkan pemerintah untuk "memodernisasi”  sektor publik melalui desentralisasi, privatisasi dan deregulasi; meningkatkan manajemen pengumpulan pendapatan sektor publik, pembelanjaran dan personil; dan meningkatkan jumlah hal-hal yang menjadi sasaran pajak tambahan nilai. Juga termasuk syarat-syarat yang berhubungan dengan reformasi-reformasi sektor financial dan sektor sosial

Alternatif sedang Berproses
Untuk meningkatkan perkembangan terhadap sektor-sektor produksi nasional, menurut FUNDE ada tiga prinsip strategis, yaitu pencantuman semua yang disisihkan dari model sekarang, pengaktifan kembali  produksi; mencipatakan syarat-syarat yang perlukan bagi para produsen untuk meraih keuntungan; dan konversi ekonomi, mengarah kepada peningkatan ke dalam produktivitas ekonomi, sosial dan ekologi. Menekankan pentingnya kebijakan-kebijakan spesifik membangun yang sesuai bagi produsen-produsen industrial dan pertanian berskala kecil, menengah dan besar, begitu juga koperasi-koperasi, para konsumen, pekerja upahan, dan sektor publik. Semua itu saling berhubungan dan mempengaruhi oleh karena itu diperlukan kebijakan yang konfrehensif.



Menyebarkan Keseluruhan Kekayaan dan Pendapatan Ekonomi
Dalam rangka mengurangi konsentrasi kekayaan, FUNDE mengusulkan supaya privatisasi perusahaan-perusahaan publik dirancang untuk mempromosikan redistribusi aset-aset, bersikeras bahwa para buruh dan sektor-sektor dari penduduk yang terkait diberi informasi yang lengkap dan setiap saat mengenai penjualan aset-aset publik dan partisipasi masyarakat. FUNDE juga merekomendasikan diberlakukannya undang-undang "kompetisi bebas" untuk mencegah monopoli-monopoli dan oligopoli-oligopoli yang menyimpangkan kompetisi sehingga mengakibatkan munculnya harga-harga barang dan jasa yang spekulatif. Sistem finansial sendiri akan dibuka untuk mempromosikan kempetisi, dan tingkat bunga dibuat untuk lebih merangsang investasi produktif ketimbang investasi spekuIatif.
Sehubungan dengan distribusi kekayaan, FUNDE juga mengusulkan kebijalan-kebijakan untuk meredistribusi pendapatan dengan memperkuat serikat-serikat buruh dan meningkatkan upah di seluruh negeri. Hal ini dilakukan untuk mendorong serikat-serikat buruh agar mempunyai  posisi tawar yang lebih efektif guna meningkatkan upah yang lebih baik bagi peningkatan produktivitas.

Pembangunan Berkelaniutan yang Berwawasan Lingkungan Hidup
FUNDE mengusulkan program massal penghijauan dan konservasi tanah, perubahan dalam struktur institusional legal dan meningkatkan standar hidup penduduk juga diharapkan dapat membuat mereka berpartisipasi secara efektif dalam melestarikan dan melakukan pemulihan terhadap kerusakan lingkungan dan sumber daya alam mereka. Peningkatan standar hidup mayoritas penduduk, untuk dapat membantu tingkat partisipasi yang lebih efektif di dalam pemulihan basis sumberdaya alam negeri.

Mendahulukan Kebutuhan-Kebutuhan Iokal dan Ekonomi yang Riil
            Di dalam proposalnya, FUNDE juga menekankan petingnya mengurangj ketergantungan pada sumber daya-sumber,  daya eksternal dan mengingatkan ruang gerak bagi pogram pembangunan nasional yang sesungguhnya. Selain itu FUNDE mengusulkan suatu proses selektif dan hati-hati mengenai industrialisasi subtitusi impor, memberikan perlindungan impor secara temporer, dan insentif-insentif bagi industri-indusui nasional strategis dalam rangka mengihindari kebangkrutan massal saat mereka mulai berkompetisi dengan korporasi-korporasi transnasional.

Kesimpulan
Masalah-masalah stuktural yang serius di dalam ekonomi tidak akan diatasi dengan pendekatan yang mengurangi kebijakan ekonomi untuk mengontrol inflasi, terutama jika faktor-faktor eksternal seperti aliran dolar dan kehadiran oligopoli-oligopoli merupakan penyebab dari kenaikan harga. Dengan demikian, kebijakan ekonomi harus diarahkan kepada pencapaian transformasi struktural ekonomi.
FUNDE menekankan, kebijakan ekonomi tidak bisa dirumuskan dengan membuat target-target peningkatan-peningkatan di dalam indikator-indikator makro ekonomi, namun lebih cenderung melalui suatu dialog yang aktif di kalangan semua sektor masyarakat.

VIII
Brasil : Saatnya Revolusi
(Wawancara  dengan Luis Ignacio “Lula” Da Silva)

Luis Ignacio adalah calon presiden Brasil. Luis Ignacio mengatakan  sangatlah penting untuk mempertahankan politik proteksionisme pada waktu tertentu sehingga tiba saatnya pada level yang setara dengan pesaingnya. Selanjutnya bahwa perlu adanya batas-batas negara, sekalipun ada kebebasan, namun brasil membuka dan memberikan dukungan terhadap penanaman modal bisnis asing.
Mengenai kondisi kaum buruh dan kaum miskin Luis Ignacio menyampaikan bahwa brasil harus diperbaiki dengan jalan meredistribusi pendapatan, karena jumlah uang yang dibayarkan sebagai upah adalah 50% dari pendapatan nasional. Namun saat ini hanya tinggal 35%. Daya beli upah minimum 25%. Cara meredistribusi pendapatan dapat dilakukan secara otomatis atau sekedar dengan membuat peraturan perundang-undangan. Langkah yang harus di tempuh adalah : memodali sumberdaya-sumberdaya di sektor publik agar dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja terutama di lingkup pelayanan sosial seperti pedidikan da kesehatan; reformasi agrarian; dan daya beli kaum buruh harus dikembalikan seperti kondisi awal dan nasionalissasi industri.

Sumber : Robinson et all, 2001. Hantu Neoliberal. Terjemahan Irvan, Uung & Ken Budha Kusumandaru. C.Books, Jakarta.


4 komentar:

  1. Halo, nama saya Mia Aris.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800.000.000 (800 JUTA ) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%. Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah i diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
    Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com.
    Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.

    BalasHapus
  2. Halo,
    Apakah Anda secara finansial turun? mendapatkan pinjaman sekarang dan bisnis Anda menghidupkan kembali, Kami adalah pemberi pinjaman dapat diandalkan dan kami memulai program pinjaman ini untuk memberantas kemiskinan dan menciptakan kesempatan bagi yang kurang istimewa untuk memungkinkan mereka membangun sendiri dan menghidupkan kembali bisnis mereka. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kami melalui email: gloryloanfirm@gmail.com. mengisi formulir Informasi Debitur berikut:

    Nama lengkap: _______________
    Negara: __________________
    Sex: ______________________
    Umur: ______________________
    Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
    Durasi Pinjaman: ____________
    Tujuan pinjaman: _____________
    Nomor ponsel: ________

    silahkan mengajukan permohonan perusahaan yang sah.

    BalasHapus
  3. BERITA BAIK BERITA BAIK

    Halo semuanya, saya SUWANDI dari indonesia. Saya menyarankan Anda semua di sini untuk tidak mengajukan pinjaman di mana-mana untuk perusahaan atau pemberi pinjaman di halaman web ini, sebagian besar perusahaan di sini adalah tipuan, penipuan dan penipuan, dan juga beberapa testimonial di sini salah, mereka adalah orang yang sama. Karena itu, tolong berhati-hatilah untuk tidak menjadi persekutuan mangsa Indonesia. Saya ditipu empat kali kira-kira Rp 200.000.000 untuk biaya registrasi, biaya transfer, bea cukai dan biaya asuransi, setelah pembayaran ini saya tidak mendapatkan pinjaman saya, tapi mereka meminta saya untuk membayar berkali-kali. Ini akan menarik minat Anda untuk mengetahui ada undang-undang tentang pembiayaan undang-undang atau peraturan dewan ini untuk mendapatkan pinjaman dari undang-undang pemberi pinjaman atau perusahaan mana pun. Saya bersyukur bahwa saya menerima pinjaman cepat sebanyak $ 250.000 dari perusahaan yang diperkenalkan teman saya Achmad Halima. Perusahaan pinjaman yang dapat dipercaya dan dapat dipercaya (ALEXANDER ROBERT). Mereka sekarang menjadi perusahaan terbesar di AS, Eropa dan seluruh Asia. Misi dan komitmen Anda kepada Alexander's Loan Company didedikasikan untuk meringankan impian Anda dan membantu kita semua yang telah ditipu dan ditipu dalam proses mendapatkan pinjaman segera, memberi Anda keramahan kelas dunia. Perusahaan Pinjaman Alexander atau pemberi pinjaman pinjaman tahu apa yang seharusnya ada di sepatu Anda dan mereka berusaha keras untuk tidak melupakan perasaan itu. Mereka akan mendapatkan kepercayaan Anda dengan mengkomunikasikan kepada Anda informasi yang perlu Anda ketahui, jika Anda perlu mengetahui dan hak untuk menawarkan pinjaman (pedagang pribadi atau pinjaman) dan layanan keuangan.

    Saya sangat mengabdikan diri untuk membantu negara saya mendapatkan pinjaman dari penipuan dan segera, e-mail saya (suwandirobby01@gmail.com) atau (achmadhalima@gmail.com)

    Hubungi saya atau (alexanderrobertloan@gmail.com) untuk informasi lebih lanjut, saya bersedia membantu. Tuhan memberkati kalian semua.

    BalasHapus